Ini bukan sekadar pemeriksaan cepat, mereka mendengarkan setiap enam bulan sejak awal tahun 2018 hingga akhir tahun 2021.
Penelitian ini berfokus pada anak-anak yang berusia antara satu dan tiga tahun, usia yang tepat untuk mempelajari kata-kata baru.
Yang menarik adalah bahwa studi ini menemukan bahwa semakin banyak layar yang dinyalakan, semakin sedikit anak-anak tersebut berbicara dan mendengarkan.
Mereka kehilangan ratusan kata dari orang tua mereka setiap hari. Ini menjadi masalah besar karena berbicara dan mendengarkan adalah cara utama bagi anak-anak untuk belajar menggunakan bahasa.
Ketika seorang anak mencapai usia tiga tahun, jika mereka menonton layar lebih dari satu jam sehari, yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), mereka mungkin mengalami penurunan perhatian.
Mereka bisa kehilangan sekitar 400 kata dari orang dewasa setiap hari. Namun, menurut temuan para peneliti, waktu penggunaan perangkat seringkali jauh lebih lama dari itu.
Rata-rata, anak usia tiga tahun menghabiskan waktu di depan layar sekitar 172 menit.
BACA JUGA:Peneliti Sebut Pasie Gagal Ginjal Punya Risiko Terkena Stroke dan Serangan Jantung
BACA JUGA:Jangan Insecure! Ini Cara Menghilangkan Lemak Punggung Bagian Bawah yang Membesar
Itu hampir tiga jam di mana mereka bisa kehilangan 1.000 kata dari orang dewasa setiap hari.
Penelitian ini tidak menginvestigasi apakah penurunan waktu bicara berarti juga penurunan dalam kosa kata anak-anak tersebut.
Namun, penelitian ini menyoroti sesuatu yang penting: tumbuh di lingkungan rumah yang penuh dengan percakapan adalah kunci untuk belajar bahasa sejak dini.
Para peneliti menyadari bahwa hidup kita seringkali sibuk dan menemukan waktu untuk berbicara secara mendalam tidak selalu mudah.
Meskipun demikian, mereka mengatakan bahwa tujuan bukanlah mengurangi penggunaan perangkat secara total. Itu tidak realistis. Sebaliknya, tujuannya adalah memanfaatkannya semaksimal mungkin.
Mengapa tidak menonton acara bersama dan berdiskusi tentangnya? Atau memilih permainan yang mendorong berbicara dan mendengarkan?
Singkatnya, penelitian ini mengingatkan kita bahwa meskipun dunia kita semakin terhubung secara digital, percakapan yang otentik tidak ternilai harganya. Ini tentang menemukan keseimbangan, sehingga anak-anak kita dapat belajar berbicara tentang apa yang mereka lihat, pikirkan, dan rasakan.