Hulunbuir, kota seluas 263.953 kilometer persegi atau wilayah setingkat kota terbesar di China, juga baru meluncurkan 100 truk listrik otonom.
BACA JUGA:Trump, Lawatan Teluk dan Genosida Gaza: Antara Stabilitas dan Ambisi
Hulunbuir yang berada di bagian timur Daerah Otonomi Mongolia Dalam (Inner Mongolia) terkenal dengan padang rumput (stepa) yang sangat luas dan indah meski jarang penduduknya yaitu hanya sekitar 10 orang per kilometer persegi (bandingkan dengan kepadatan penduduk Beijing yang mencapai 1.340 kilometer persegi).
Kondisi geografis yang ekstrem yaitu musim dingin yang sangat panjang dengan suhu bisa turun hingga -40 derajat Celcius, membuat lokasi tersebut kurang cocok untuk permukiman, terlebih sebagian besar wilayahnya terdiri dari padang rumput (stepa) dan hutan boreal, yang tidak ideal untuk pertanian intensif atau urbanisasi.
Namun Hulunbuir memiliki tambang batu bara Yimin yang merupakan salah satu tambang open-pit (terbuka) terbesar di China dengan cadangan batu bara diperkirakan lebih dari 10 miliar ton dan produksi tahunan mencapai 20 juta ton.
Untuk lebih memaksimalkan produksi, perusahaan energi China Huaneng Group meluncurkan 100 truk listrik tanpa pengemudi (otonom) 5G-A untuk mengangkut batubara di tambang terbuka Yimin.
Peluncuran 100 truk tersebut merupakan hasil kerja sama Huaneng Group dengan produsen alat berat China XCMG (Xuzhou Construction Machinery Group), perusahaan teknologi China Huawei dan perusahaan BUMN China "State Grid Smart Internet of Vehicles".
BACA JUGA:Trump, Lawatan Teluk dan Genosida Gaza: Antara Stabilitas dan Ambisi
Truk tersebut disebut mampu mengangkut muatan hingga 90 ton, beroperasi terus menerus dalam suhu ekstrem hingga -40 derajat Celcius dan juga mencapai kecepatan hingga 50 km/jam.
"Kami menerapkan strategi keamanan energi nasional yang baru dan berupaya mendorong transisi energi dalam transportasi pertambangan. Perusahaan pun mengganti kendaraan berbahan bakar dengan kendaraan listrik untuk membangun tambang yang aman, cerdas, dan ramah lingkungan," kata Direktur Huaneng Inner Mongolia Eastern Energy Co., Ltd Li Shuxue di tambang Yimin, Hulunbuir, Kamis 15 Mei.
Penggantian truk besar yang dikemudikan manusia menjadi truk otonom tanpa supir itu disebut demi menjaga keselamatan personel di tambang terbuka karena suhu ekstrem, hujan lebat, salju, debu, kelelahan dan risiko-risiko lain yang memungkinkan adanya kecelakaan di tambang.
"Huawei mengembangkan algoritma AI khusus untuk pertambangan terbuka sehingga akurasi kendaraan otonom dan kolaborasi 'cloud' yang efisien, termasuk jaringan 5G-A yang mendukung transmisi video dengan kualitas HD dan penyimpanan berbasis 'cloud'," tambah Direktur Eksekutif Huawei dan juga CEO Huawei Cloud Business Unit Zhang Ping'an.
Wakil Direktur Marketing Departemen Minyak, Gas dan Pertambangan Huawei Jack Chen menambahkan tantangan terbesar dalam penerapan teknologi informasi dan komunikasi adalah ke sektor produksi, termasuk sektor pertambangan yang cukup tradisional dibanding industri internet atau jasa keuangan.
"Sektor seperti pertanian atau pertambangan ering kali menjadi yang terakhir dalam mengadopsi teknologi ini. Karena itu, mereka perlu mengatasi banyak hambatan," ungkap Jack kepada ANTARA.
BACA JUGA:Dari Bengkel ke Bandara: Perjalanan Epik H.AS. Hanandjoeddin Sang Pahlawan Belitong
Untuk mengatasi hal tersebut, Jack menyebut mereka harus memahami bahwa teknologi digital dapat membantu meningkatkan efisiensi produksi dan menjamin keselamatan selama proses produksi dan kedua, mereka perlu menyesuaikan teknologi dengan kebutuhan produksi mereka.