Cara Babel Tingkatkan Produksi Pertanian, Datangkan Teknologi Canggih dari China
Gubernur Babel Hidayat Arsani saat menerima investor asal China di Pangkalpinang, Selasa (18/11/2025)--(Diskominfo Babel)
PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Pemprov Babel) mengambil langkah strategis untuk meningkatkan produksi pertanian daerah.
Salah satunya dengan mendatangkan teknologi pertanian mutakhir dari China, lengkap dengan lembaga pendidikan serta peneliti yang akan mendampingi petani Babel dalam mengelola lahan secara lebih efisien.
Gubernur Kepulauan Babel, Hidayat Arsani, mengatakan kolaborasi ini menjadi upaya serius pemerintah daerah dalam memaksimalkan potensi pertanian, khususnya komoditas padi, yang selama ini belum dikelola optimal.
“Kita tidak hanya mendatangkan teknologi pertanian saja tetapi juga lembaga pendidikan dan peneliti dari China,” ujar Gubernur Hidayat Arsani dilansir dari Antara, Selasa (18/11/2025).
BACA JUGA:Gubernur Babel Gaet Investor China Bangun PLTSa, Target Produksi Capai 16 MW
Menurutnya, saat ini baru 35 persen lahan pertanian di Bangka Belitung yang dikelola maksimal, sementara sisanya belum dimanfaatkan secara efektif.
Karena itu, Pemprov Babel bersama perusahaan asal China, Chongqing San Feng Environment Co. Ltd, sedang menjajaki kerja sama investasi teknologi dan sumber daya modern untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pertanian.
“Semoga apa yang kita harapkan dapat terimplementasi dengan baik. Tiga minggu lagi kita tinggal menandatangani MoU. Saya berharap ke depan Babel bisa surplus beras bahkan mengekspor ke daerah lain,” kata Hidayat.
Perwakilan Chongqing San Feng Environment Co. Ltd, Mr Lu Kefeng, menjelaskan bahwa kolaborasi ini melibatkan lembaga pendidikan dan penelitian dari China yang akan membantu meningkatkan produktivitas pertanian melalui pendekatan modern dan efisien.
BACA JUGA:Kalahkan Basel, Tim Putri Belitung Juara Kejurprov Babel 2025
Teknologi smart farming yang dibawa mampu mendeteksi gejala hama sejak dini, bahkan sebelum terjadi serangan, sehingga risiko gagal panen dapat ditekan. Teknologi ini juga telah terbukti mampu mengoptimalkan pertanian di tanah berkadar garam tinggi.
“Kita telah berhasil melakukan pertanian di tanah yang mengandung garam. Dengan demikian lahan payau di Babel dapat kembali dimanfaatkan menjadi lahan produktif,” jelas Mr Lu melalui penerjemahnya.
Kerja sama ini diharapkan menjadi tonggak baru bagi Babel untuk meningkatkan ketahanan pangan, memaksimalkan lahan tidur, serta mendorong kesejahteraan petani melalui penerapan teknologi pertanian modern.***