BACA JUGA:Pesan Dari Sungai Utik untuk Pemimpin baru
Mereka telah membentuk kelompok petani aren bernama Jaya Aren Makmur dan menjadi mitra pemberdayaan dari B-TNGP.
Sahrani, anggota kelompok lainnya, mengatakan saat ini memanen empat batang pohon aren dengan pendapatan berkisar Rp3 juta per bulan.
Sudah empat tahun terakhir ayah satu anak ini menekuni pembuatan gula merah dari aren karena pendapatan yang dihasilkan cukup menjanjikan dan dapat membantu perekonomian keluarganya.
Bagi warga, membuat gula aren ini bisa menjadi sampingan, tapi hasilnya sangat menjanjikan.
Dikatakan sampingan karena tidak membutuhkan waktu lama untuk mengerjakannya. Setiap pagi pukul 07.00 WIB, seorang petani mengambil air nira dari empat batang aren yang disadap, kemudian membuat irisan baru, lalu ditampung lagi untuk diambil pada pukul 15.00 WIB.
Setelah mengambil air nira di pagi hari, seorang petani melanjutkan pekerjaan lain, yaitu merawat tanaman padi di sawah.
Dari empat batang aren tersebut, Sahrani memperoleh 15 liter nira per hari. Setelah dimasak, dapat menghasilkan 8 kilogram gula merah yang dijual seharga Rp20 ribu per kilogram.
Ketua Kelompok Jaya Aren Makmur, Abu Sulai mengatakan dari 15 petani aren dan pembuat gula merah di Desa Sedahan Jaya, dapat menghasilkan 120 kilogram gula merah per hari.
BACA JUGA:Menjaga Kewarasan Dalam Pemilu Berbalut Kasih Sayang
BACA JUGA:Ikhtiar TNI mencerdaskan anak-anak di Kota Seribu Papan
Mereka bisa menjual langsung ke pembeli, tapi sering juga dikumpulkan ke ketua kelompok, lalu dijual ke Sukadana.
Untuk keberlanjutan usaha, setiap anggota kelompok juga terus diingatkan untuk menjaga kualitas gula merah yang dibuat.
Kualitas yang dijaga dengan baik membuat gula merah dari Sedahan kerap menjadi buah tangan dari Sukadana dan diikutkan dalam pameran hasil hutan bukan kayu oleh B-TNGP.
Menjaga hutan
Desa Sedahan Jaya berbatasan langsung dengan TNGP di bawah pengelolaan Resor Sedahan, Seksi Wilayah I, Balai TNGP.