BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) Maruarar Sirait mengumumkan bahwa meskipun anggaran Kementerian PKP mengalami pemangkasan menjadi Rp1,61 triliun, pihaknya tetap berkomitmen untuk menyalurkan Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) bagi masyarakat berpenghasilan rendah dengan target mencapai 220 ribu unit rumah tahun ini.
"Kami akan terus menjalankan program FLPP karena kami telah berupaya untuk menstimulasi realisasi rumah murah dan mencari solusi untuk meningkatkan jumlahnya. Target awal kami adalah minimal 220 ribu unit rumah yang akan tetap kami bantu," jelas Maruarar di Jakarta pada Kamis.
Ia juga mengungkapkan bahwa kementeriannya sedang mempersiapkan skema baru FLPP bersama berbagai mitra, termasuk Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kementerian Keuangan dan BP Tapera. Dengan skema baru ini, Maruarar berharap dapat memperluas jangkauan bantuan subsidi rumah kepada lebih banyak masyarakat, meskipun anggaran tetap.
"Kami telah melakukan sembilan rapat terkait skema baru FLPP dengan para mitra. Tujuannya adalah menciptakan formula baru agar lebih banyak masyarakat yang menerima manfaat dari rumah subsidi," ujarnya.
BACA JUGA:PCO: Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Peran Indonesia di BRICS
BACA JUGA:OJK Luncurkan 9 POJK untuk Memperkuat Sektor Pembiayaan dan Perlindungan Konsumen
Maruarar menargetkan peluncuran skema baru FLPP pada bulan depan dan tengah mencari kesepakatan untuk memastikan program ini dapat segera dilaksanakan.
Selain FLPP, ia menekankan pentingnya program Bantuan Stimulan Perumahan Swadaya (BSPS) yang juga akan terus berjalan, meskipun ada pemangkasan anggaran APBN sebesar Rp3,66 triliun. Maruarar menilai BSPS sangat penting karena memberikan dampak langsung bagi masyarakat dalam memperoleh rumah yang layak, dan ia telah melakukan peninjauan di beberapa lokasi untuk memastikan pelaksanaan program tersebut.
"Saya sudah melihat langsung bahwa program BSPS sangat baik dan bermanfaat untuk bedah rumah," pungkasnya. (antara)