BELITONGEKSPRES.COM - Pada 2025, program makan bergizi gratis (MBG) dan pembangunan 3 juta rumah diperkirakan akan menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Indonesia. Langkah ini selaras dengan kebijakan efisiensi anggaran pemerintah, yang memungkinkan peningkatan alokasi dana untuk program-program strategis.
Bambang Brodjonegoro, Penasihat Khusus Presiden Bidang Ekonomi, menegaskan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia kini tidak lagi bergantung pada momentum politik seperti pemilu, melainkan pada kesuksesan pelaksanaan program-program prioritas Presiden Prabowo Subianto.
"Pertumbuhan ekonomi akan ditopang oleh eksekusi yang efektif dari program-program utama pemerintah, bukan hanya oleh momentum pemilu," ujar Bambang dalam acara "Economic Outlook 2025", Selasa, 4 Februari.
Salah satu langkah penting yang diambil pemerintah adalah kebijakan efisiensi anggaran, yang tercermin dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 tentang Efisiensi Belanja dan Pelaksanaan APBN dan APBD.
BACA JUGA:Prabowo Berikan 3 Arahan Kepada Menteri ESDM Supaya Subsidi LPG 3 Kg Tepat Sasaran
BACA JUGA:HPP Gabah Ditetapkan Rp 6.500, Prabowo Bakal Tindak Tegas Pihak yang Memainkan Harga
Total efisiensi anggaran yang dilakukan mencapai Rp 306,69 triliun, terdiri dari efisiensi belanja kementerian/lembaga (K/L) sebesar Rp 256,1 triliun dan efisiensi transfer ke daerah sebesar Rp 50,5 triliun.
Dengan kebijakan ini, pemerintah fokus pada program-program yang memberi dampak langsung terhadap perekonomian nasional. Program MBG, misalnya, telah dialokasikan dana sebesar Rp 71 triliun, dan diharapkan anggaran ini akan meningkat menjadi Rp 171 triliun dalam waktu dekat.
Bambang menekankan bahwa program ini tidak hanya akan meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dalam jangka panjang, tetapi juga memberi dorongan pada ekonomi lokal dengan melibatkan pengusaha daerah sebagai mitra.
"Program MBG harus benar-benar berkontribusi pada perekonomian lokal," tambah Bambang.
Selain itu, pembangunan tiga juta rumah per tahun juga menjadi bagian integral dari strategi pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi. Sektor properti, dengan backward linkage yang besar, diyakini dapat menggairahkan industri terkait, seperti konstruksi, material bangunan, tenaga kerja, dan industri furnitur.
BACA JUGA:Tanggapi Pertambangan Ilegal, Kementerian ESDM Aktifkan Kembali Ditjen Gakkum
BACA JUGA:Deflasi pada Januari 2025 Disebabkan Diskon Tarif Listrik 50 Persen
"Jika pemerintah berhasil mengeksekusi program ini dengan baik, dampaknya akan sangat signifikan bagi perekonomian pada 2025," ujar Bambang.
Dengan efisiensi anggaran yang diterapkan dan fokus pada program-program prioritas seperti MBG dan pembangunan rumah murah, pemerintah optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia akan meningkat dan merata di seluruh daerah.