Celios Usulkan Penerapan MBG Berbasis Sasaran, Derikan Kepada yang Paling Membutuhkan
Siswa menyantap makanan bergizi gratis di SDN Pasirkaliki Mandiri 2, Kota Cimahi, Jawa Barat, Kamis (6/2/2025)-Abdan Syakura/foc/am-ANTARA FOTO
BELITONGEKSPRES.COM - Center of Economics and Law Studies (Celios) mengusulkan agar Program Makan Bergizi Gratis (MBG) diterapkan dengan pendekatan berbasis sasaran (targeted approach) untuk memastikan bantuan diberikan kepada mereka yang paling membutuhkan.
Peneliti Celios, Bara M. Setiadi, menekankan bahwa bantuan seharusnya memprioritaskan kelompok rentan dan termarjinalkan.
“Bantuan tidak seharusnya diberikan secara merata tanpa pertimbangan. Oleh karena itu, skema Makan Bergizi Gratis yang kami usulkan dirancang agar menjangkau masyarakat yang benar-benar membutuhkan,” ujar Bara di Jakarta, Senin.
Celios juga menyoroti bahwa realokasi anggaran dari efisiensi tidak serta-merta dapat digunakan untuk menutupi kekurangan dana MBG.
BACA JUGA:Praperadilan Hasto Kristiyanto, KPK Siap Ungkap Bukti CCTV
BACA JUGA:Soal Penetapan Tersangka Hasto, KPK Serahkan 142 Bukti Tertulis di Sidang Praperadilan
Dalam rekomendasinya, Celios menyarankan MBG dengan pendekatan berbasis sasaran yang menargetkan kelompok prioritas, seperti anak-anak yang mengalami malnutrisi, ibu hamil, keluarga dengan penghasilan di bawah Rp2 juta per bulan, dan masyarakat di wilayah dengan tingkat kerentanan gizi tinggi.
Menurut estimasi Celios, skema berbasis sasaran ini tidak hanya lebih efektif tetapi juga lebih hemat anggaran, dengan kebutuhan dana sekitar Rp117,93 triliun per tahun, jauh lebih rendah dibandingkan skema pemerintah yang diperkirakan mencapai Rp400 triliun.
Hasil studi Celios menunjukkan bahwa penerapan pendekatan ini dapat menghemat anggaran sebesar Rp6,93 triliun yang dapat dialokasikan kembali untuk program lain yang lebih berpihak kepada masyarakat rentan.
“Dengan skema yang kami ajukan, sekitar Rp259 triliun bisa dialokasikan untuk berbagai program bantuan lain yang lebih berdampak bagi kelompok rentan,” tambahnya.
Celios juga mengidentifikasi beberapa program yang dapat dibiayai dengan dana hasil efisiensi tersebut, termasuk peningkatan Program Keluarga Harapan (PKH) dengan tambahan Rp30,37 triliun untuk 10,16 juta keluarga penerima manfaat (KPM).
BACA JUGA:Tingkatkan Efisiensi dan Keamanan, Kemendikdasmen Berencana Berlakukan Ijazah Elektronik pada 2025
BACA JUGA:KPK Bakal Hadirkan Saksi dan Ahli Pidana di Sidang Praperadilan Hasto Besok
Selain itu, Program Indonesia Pintar (PIP) dapat memperoleh tambahan Rp13,71 triliun untuk 18,89 juta siswa, serta beasiswa kuliah (KIP, Afirmasi, dan Unggulan) dengan tambahan Rp14,49 triliun untuk 1,04 juta mahasiswa.