Mengokohkan Industri Kelapa Sawit, Mengakselerasi Transisi Energi
Petugas menunjukkan biodiesel olahan kelapa sawit.-Puspa Perwitasari/Rei/ama/aa.- ANTARA FOTO
Hal itu dilakukan Kementerian Pertanian (Kementan) dengan cara melakukan intensifikasi dan peremajaan perkebunan sawit guna meningkatkan produksi CPO dalam negeri.
Saat ini, rata-rata produktivitas sawit masih berada pada angka 3 ton per hektare setara CPO. Namun, melalui kedua program itu angka tersebut bisa ditingkatkan menjadi 5--6 ton per hektare.
Sementara, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyiasati kekurangan CPO untuk mandatory B40 pada tahun 2025 dengan cara mendorong 24 Badan Usaha Bahan Bakar Nabati (BU BBN) untuk meningkatkan produksinya sebesar 0,3 juta kiloliter setara ton yang hingga saat ini tercatat kapasitas terpasang untuk produksi CPO sudah mencapai 15,8 juta kiloliter.
BACA JUGA:Melawan Judol Dengan Mengenali Faktor Pemicu
Adapun untuk program B50 di tahun 2026, Pemerintah menargetkan bakal membuat tujuh sampai sembilan pabrik baru fasilitas pengolahan CPO agar bisa memenuhi kebutuhan konversi ke biodiesel yang sebesar 19,7 juta kiloliter.
Oleh karena itu, dengan mengokohkan industri kelapa sawit dalam negeri, akan secara langsung membantu mewujudkan transisi energi dari BBM konvensional ke biodiesel, mengingat jumlah produksi sawit yang dihasilkan industri memegang peran strategis dalam menyukseskan transisi energi di tanah air. (ant)
Oleh Ahmad Muzdaffar Fauzan