Hendrya Sylpana

Kipas Angin dan Mandi Malam Penyebab Pneumonia Anak? Cek Faktanya

Kipas Angin dan Mandi Malam Penyebab Pneumonia Anak? Cek Faktanya--freepik

BELITONGEKSPRES.COM - Banyak orang percaya bahwa penggunaan kipas angin dan kebiasaan mandi malam bisa menjadi penyebab pneumonia anak, namun kenyataannya tidaklah demikian.

Menurut Wahyuni Indawati, dokter spesialis anak dari Universitas Indonesia (UI), keduanya tidak secara langsung menyebabkan radang paru-paru.

Pneumonia adalah peradangan akut yang terjadi pada alveoli paru-paru, yang disebabkan oleh infeksi bakteri, virus, jamur, atau parasit.

"Kipas angin bukanlah penyebab langsung pneumonia, tetapi bisa menjadi media yang mempercepat penyebaran penularannya," kata Wahyuni dikutip dari Antara, Minggu, 17 November 2024.

BACA JUGA:Waspadai Gejala Kulit Ini, Gatal di Area Kemaluan Bisa Jadi Tanda Diabetes

BACA JUGA:4 Buah dengan Kandungan Gula Tinggi yang Sebaiknya Tak Dikonsumsi Setiap Hari

Wahyuni menjelaskan bahwa meski kipas angin bukanlah penyebab langsung pneumonia, kipas angin bisa berfungsi sebagai media untuk mempercepat penularan penyakit.

Hal ini bisa terjadi jika kipas digunakan di ruang tertutup yang sebelumnya dihuni oleh seseorang yang membawa bakteri.

Bakteri bisa menyebar lewat droplet (percikan air liur) yang tersebar saat seseorang batuk, bersin, atau berbicara, dan bisa menempel di permukaan kipas, sehingga meningkatkan kemungkinan penularan.

Lalu bagaimana dengan mandi malam? Wahyuni menegaskan bahwa mandi malam tidak ada kaitannya langsung dengan pneumonia.

BACA JUGA:Menteri Kesehatan Beri Tips, Porsi Makan Suami Dikurangi untuk Meningkatkan Gizi Anak dan Ibu Hamil

BACA JUGA:Mengungkap Kandungan Susu Ikan Sebagai Solusi Gizi Anak di Program Makan Gratis Prabowo-Gibran

Yang terjadi hanya perubahan suhu tubuh, terutama jika air yang digunakan dingin. Meski daya tahan tubuh yang menurun bisa meningkatkan risiko penyakit, tidak ada bukti yang menghubungkan kebiasaan mandi malam dengan pneumonia.

Untuk mencegah pneumonia, vaksin pneumokokus konjugat (PCV), yang terbukti efektif menurunkan angka kejadian penyakit ini, sangat dianjurkan.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan