Pertumbuhan Ekonomi Turun, Komoditas Timah Dominator Terbesar Perekomonian Babel

Ilustrasi penambangan timah di Babel--antara

BELITONGEKSPRES.COM, PANGKALPINANG - Ekonomi Bangka Belitung (Babel) pada triwulan ketiga tahun 2023 hanya tumbuh 4,01 persen (yoy), menurut data yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS). Angka ini turun dari triwulan sebelumnya yang mencapai 5,13 persen (yoy).

Penyebab utama perlambatan ekonomi Babel adalah sektor pertambangan timah yang sedang lesu alias mengalami kesulitan. Pasalnya, komoditas timah masih menjadi andalan dan penggerak ekonomi daerah Babel.

Berdasarkan rilis yang diterima Babel Pos, harga timah dunia di London Metal Exchange (LME) anjlok cukup tajam di tahun 2023 sebesar 17,2 persen dibandingkan tahun 2022. Harga rata-rata tahun 2022 adalah US$31.382, sementara tahun 2023 hanya US$25.972.

Dekan Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Bangka Belitung (UBB) Devi Valeriani mengatakan, timah adalah dominator terbesar (faktor utama) yang mempengaruhi fluktuasi pertumbuhan ekonomi Babel.

BACA JUGA:Polres Bangka Tangkap Pelaku Kasus Narkoba, Barang Bukti Sabu 40,19 Gram

Devi Valeriani menunjukkan bahwa dari sejarah pertumbuhan ekonomi, perubahan harga komoditas timah yang kecil saja bisa memicu gelombang pertumbuhan ekonomi.

“Konsumsi masih menjadi pendorong utama pertumbuhan ekonomi Babel hingga nyaris 80 persen. Aktivitas penambangan timah yang melibatkan masyarakat secara langsung atau tidak langsung, pasti berpengaruh pada kondisi ekonomi mereka,” ujar Devi Jumat 18 Januari 2024.

Menurutnya, penurunan harga itu akan berdampak pada pendapatan yang diperoleh masyarakat dan kemudian mempengaruhi konsumsi atau daya beli masyarakat dan pertumbuhan ekonomi wilayah.

Devi memaparkan bahwa ekonomi Babel pada kuartal ketiga tahun 2023 masih didukung oleh sektor Konstruksi, sektor Pertanian, dan sektor Industri Pengolahan.

BACA JUGA:Sekda Bangka Kembali Diperiksa Kejati Babel, Dua Hari Berturut-turut

Namun, sektor-sektor yang terdampak oleh penurunan harga timah, seperti perdagangan grosir dan ritel, sektor wisata, sektor industri pengolahan dan kemungkinan juga sektor konstruksi serta pertanian dan perikanan, mengalami pelemahan.

"Dari sisi konsumsi, ekonomi Babel ditunjang oleh semua komponen pengeluaran yang mengalami pertumbuhan positif, kecuali komponen ekspor dan impor. Ekspor utama Babel adalah timah yang menyumbang 60 persen, sehingga tampak bahwa penurunan ekspor timah berpengaruh pada perlambatan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Untuk menghindari ketergantungan perekonomian Babel pada komoditas timah, Devi menyarankan agar ada sumber pertumbuhan baru dari ekonomi yang memanfaatkan kekayaan alam lainnya, seperti sektor pariwisata.

“Alternatif saat ini sektor pariwisata menjadi pilihan utama untuk pengembangan ekonomi daerah ke depan, dengan memiliki status sebagai wilayah kepulauan maka pemanfaatan Blue Economy sangat potensial," sebut Devi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan