Mentan Dorong Generasi Muda Terjun ke Dunia Pertanian Modern, Potensi Pendapatan Rp10 Juta per Bulan
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman seusai menghadiri opening ceremony rakernas PSMTI di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan, Sabtu, 28 September 2024. (Beritasatu.com/Maria Gabrielle Putrinda)--
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman mendorong generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian sebagai upaya memperkuat ketahanan pangan nasional. Ia menekankan pentingnya pemanfaatan literasi digital dan teknologi tinggi dalam memberdayakan generasi milenial dan Generasi Z agar tertarik ke sektor ini.
"Kita memiliki bonus demografi dengan 52% hingga 60% populasi yang terdiri dari generasi milenial dan Generasi Z. Kami sudah mengajak 3.000 anak muda untuk turun langsung ke sawah," ujar Andi Amran usai menghadiri acara pembukaan Rakernas PSMTI di Jakarta Selatan, Sabtu, 28 September.
Andi Amran menekankan bahwa pendekatan berbasis teknologi tinggi menjadi kunci dalam meningkatkan produktivitas dan pendapatan di sektor pertanian. "Kami membentuk klaster, satu grup berisi 20 orang dengan lahan mencapai 250 hektare. Potensi pendapatan mencapai minimal Rp 10 juta per orang," jelasnya.
Pendapatan yang relatif tinggi dibandingkan profesi lain, seperti pegawai negeri, diharapkan menjadi daya tarik tersendiri bagi generasi muda untuk terjun ke sektor pertanian. “Dengan pendapatan Rp 10 juta, tentu ini menjadi daya tarik besar untuk generasi muda masuk ke sektor pertanian,” tambahnya.
BACA JUGA:OJK dan Bank Negara Malaysia Bahas Kerja Sama di Sektor Keuangan Syariah
BACA JUGA:Hilirisasi UMKM Jadi Kunci Penciptaan Lapangan Kerja Berkualitas di Tengah Deindustrialisasi
Kementerian Pertanian juga tengah mengembangkan klaster pertanian modern di berbagai daerah, melibatkan ribuan generasi muda yang diharapkan dapat menciptakan sistem pertanian yang lebih efisien dan berkelanjutan. Amran percaya bahwa dengan dukungan teknologi, kebijakan pemerintah, dan partisipasi aktif generasi muda, klaster pertanian modern ini akan menjadi solusi jangka panjang untuk menciptakan petani sukses masa depan.
Pendekatan inovatif ini diharapkan dapat memodernisasi sektor pertanian Indonesia, menjadikannya lebih menarik bagi kaum muda, sekaligus menjawab tantangan ketahanan pangan nasional. (beritasatu)