Ekonom UOB: Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi RI Dekati 6 Persen dengan Akselerasi Kebijakan yang Tepat

Jajaran pembicara dari Overseas Bank Limited (UOB) dalam UOB Economic Outlook 2025 bertajuk “Ushering a New Dawn for Remarkable Indonesia” di Hotel Kempinski, Jakarta, Rabu (25/09/2024). (ANTARA/ Muhammad Heriyanto)--

BELITONGEKSPRES.COM - Ekonom United Overseas Bank Limited (UOB), Enrico Tanuwidjaja, memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 5,2 persen pada tahun ini dan meningkat ke 5,3 persen pada tahun 2025. 

Proyeksi ini didukung oleh kebijakan fiskal yang strategis dan pendalaman pasar finansial, meskipun terdapat tantangan global yang meningkat.

“Kami sangat optimistis, meskipun angka 5,3 persen untuk 2025 terlihat konservatif. Dengan akselerasi kebijakan yang tepat, pertumbuhan ekonomi Indonesia bahkan bisa mendekati 6 persen,” kata Enrico dalam acara UOB Economic Outlook 2025 bertema “Ushering a New Dawn for Remarkable Indonesia” di Jakarta.

Enrico menyarankan pemerintahan mendatang di bawah Prabowo-Gibran untuk fokus pada kebijakan fiskal yang berdampak signifikan, termasuk investasi infrastruktur, penguatan hilirisasi, dan pengembangan sektor teknologi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

BACA JUGA:Roadmap Hilirisasi Nikel: Indonesia Siap Dominasi Pasar Baterai dan Stainless Steel

BACA JUGA:Bandara IKN Akan Berubah Status jadi Komersil, Siap Layani Penerbangan Umum Termasuk Haji & Umroh

Menurutnya, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih didorong oleh konsumsi rumah tangga yang menyumbang sekitar setengah dari Produk Domestik Bruto (PDB). Namun, ia menekankan pentingnya investasi bernilai tambah dan kebijakan fiskal strategis yang dapat memperkuat produktivitas dan mendorong ekspansi ekonomi.

"Inisiatif pemerintah dalam hilirisasi mineral, pengembangan pariwisata, dan relokasi ibu kota ke Nusantara menjadi pendorong optimisme bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan," ungkap Enrico.

Dari perspektif eksternal, Enrico melihat bahwa aliran investasi asing langsung (FDI) yang stabil dan surplus perdagangan yang terus berlanjut sejak 2020 akan semakin memperkuat basis ekonomi Indonesia.

Untuk mencapai pertumbuhan tahunan 7 hingga 8 persen dan mencapai visi Indonesia sebagai negara berpenghasilan tinggi pada 2045, Enrico menekankan pentingnya komitmen terhadap kebijakan fiskal yang tepat, pendalaman pasar finansial, dan reformasi struktural.

BACA JUGA:Kemendag Ingatkan Potensi Sengketa di WTO Akibat Kebijakan Kemasan Rokok Polos

BACA JUGA:Mendag Zulhas Yakin Indonesia Memiliki Potensi Menjadi Negara Maju

"Kami yakin bahwa langkah-langkah ini akan membuka potensi besar ekonomi Indonesia, menjadikannya salah satu negara dengan pertumbuhan tercepat dan tujuan utama investasi global,” ujar Enrico.

Enrico juga optimistis terhadap penguatan nilai tukar Rupiah di masa depan. Ia menilai beberapa faktor yang mendukung penguatan ini adalah masuknya aliran modal asing, penurunan Fed Fund Rate (FFR), serta kondisi neraca keuangan domestik yang sehat dan terjaga. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan