JPU Bocorkan Nasib Sandra Dewi Dalam Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis
JPU Bocorkan Nasib Sandra Dewi Dalam Sidang Korupsi Timah Harvey Moeis-- (Antara)
BELITONGEKSPRES.COM - Sidang korupsi komoditas timah semakin menarik karena nama Sandra Dewi, istri dari Harvey Moeis ikut terseret dalam pusaran kasus ini.
Lantas bagaimana nasib Sandra Dewi, artis cantik asal Pangkalpinang Bangka Belitung (Babel) dan saksi-saksi lainnya di persidangan kasus korupsi timah nanti?
Zulkipli, salah satu perwakilan JPU mengungkapkan, bahwa mereka akan menghadirkan saksi-saksi pendukung sesuai dengan urutan pembuktian di persidangan. Namun, saat ini belum ada kepastian kapan Sandra Dewi akan dipanggil ke pengadilan.
Dia menambahkan bahwa semua saksi tersebut akan dipanggil untuk pembuktian di persidangan sesuai dengan timeline atau urutan sistematika pembuktian yang ditetapkan oleh PT Timah Tbk.
BACA JUGA:Saksi Kasus Korupsi Timah, Bukti Baru Ungkap Peran Penting Harvey Moeis
BACA JUGA:Sidang Korupsi, Gaji Fantastis Direksi PT Timah Bikin Hakim Terperangah
"Semua saksi, termasuk Sandra Dewi, akan dipanggil sesuai dengan timeline yang sudah ditetapkan," ujar Zulkipli kepada wartawan usai sidang di PN Tipikor Jakarta, Senin, 2 September 2024.
Saat ini, fokus JPU adalah membuktikan modus operandi dalam kasus korupsi komoditas timah di wilayah IUP PT Timah periode tahun 2015 hingga 2022.
Sidang sebelumnya mengungkap fakta mengejutkan bahwa kerja sama dengan smelter swasta yang melibatkan Harvey Moeis ternyata memicu lonjakan penambangan ilegal di wilayah IUP PT Timah.
Lebih jauh, keterangan dari unit metallurgi PT Timah menunjukkan bahwa dua unit smelter milik PT Timah seharusnya sudah cukup untuk memenuhi produksi timah.
BACA JUGA:Kasus Perintangan Penyidikan Korupsi Timah: Adik Bos Aon Divonis Lebih Ringan
BACA JUGA:Sidang Korupsi 4 Bos Smelter Timah, Aon Didakwa Paling Berat
Sehingga kerja sama dengan smelter swasta tidak sepenuhnya diperlukan. Selain itu, meski PT Timah memiliki IUP seluas sekitar 90%, produksi timah mereka hanya sekitar 25% dari kapasitas tersebut.
"Pertanyaannya ke mana bijih timah yang seharusnya dimiliki PT Timah? Beberapa keterangan menunjukkan bahwa bijih timah dari IUP Timah justru mengalir ke smelter swasta," tandas Zulkipli.