Sekjen PDIP Tanggapi Video Pengunduran Diri Airlangga Hartarto: Apa yang Terjadi di Balik Layar?
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto Tanggapi Video Pengunduran Diri Airlangga Hartarto-Ist-
BELITONGEKSPRES.COM - Sekretaris Jenderal PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto, memberikan tanggapan mendalam mengenai video pengunduran diri Airlangga Hartarto yang viral dan dinilai menunjukkan ketegangan.
Hasto menilai bahwa video diri Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum Partai Golkar tersebut mungkin mencerminkan tekanan yang sudah ada sejak jauh sebelum Pilpres 2024 berlangsung.
"Proses ini, jika dipandang sebagai wacana publik, sebenarnya sudah terasa jauh sebelumnya, bahkan sebelum pilpres dimulai," ungkap Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto di Jakarta pada 12 Agustus 2024.
Dia juga menyoroti bahwa PDIP telah mengalami berbagai tekanan besar, contohnya yang dialami oleh Walikota Semarang, Hevearita Gunarti Rahayu (Mbak Ita). Menurut Hasto, tekanan yang sama juga dirasakan Mbak Ita selama pilpres.
BACA JUGA:Kekayaan Airlangga Hartarto Melonjak 63%, Terungkap Pasca Pengunduran Diri dari Ketum Golkar
BACA JUGA:Soal Airlangga Hartarto Mundur dari Ketum Golkar, Gibran Enggan Berkomentar
"Tekanan-tekanan tersebut sangat signifikan, seperti yang dialami oleh Ibu Ita, dan ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk tetap kuat menghadapi segala bentuk tekanan," lanjutnya.
Hasto mengingatkan bahwa pengalaman ini menjadi pelajaran berharga tentang pentingnya ketahanan dan kekuatan menghadapi berbagai tantangan.
"Kita harus tetap kokoh dan percaya diri, hidup merdeka dan berdaulat," tambahnya.
Hasto juga menyuarakan kekhawatiran mengenai dampak pengunduran diri Airlangga terhadap masa depan demokrasi.
BACA JUGA:Kejagung Bantah Pemanggilan Airlangga Hartarto Terkait Kasus Ekspor CPO
BACA JUGA:Ada Isu Airlangga Mundur Karena 'Terpeleset' Minyak Goreng? Begini Penjelasan Kejagung
"Jika tekanan tersebut tetap kuat dan tidak ada perubahan, maka akan ada dampak signifikan terhadap demokrasi di masa depan," katanya.
Mengenai mundurnya Airlangga Hartarto dari kursi Ketua Umum Golkar, Hasto menganggap peristiwa ini sebagai sesuatu yang sangat luar biasa.