Hendrya Sylpana

Kendalikan Inflasi, Perum Bulog Salurkan Bantuan Beras 10 Kg untuk 22 Juta Keluarga

Ilustrasi - Dua warga menjunjung beras 10 kilogram bantuan pangan dari pemerintah. ANTARA/HO-Humas Perum Bulog/aa.--

BELITONGEKSPRES.COM - Perum Bulog kembali menjalankan program distribusi bantuan pangan berupa beras 10 kilogram kepada 22 juta keluarga penerima manfaat (KPM) di seluruh Indonesia. Langkah ini bertujuan untuk membantu mengendalikan inflasi dan mendukung kebutuhan dasar masyarakat.

Mulai 1 Agustus 2024, Perum Bulog memulai kembali tugas dari pemerintah untuk menyalurkan bantuan beras kepada keluarga penerima manfaat, seperti yang dijelaskan oleh Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi, dalam pernyataannya di Jakarta.

Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), beras merupakan komponen pangan yang memiliki pengaruh besar terhadap garis kemiskinan. 

Pada Maret 2024, jumlah penduduk miskin tercatat 25,22 juta orang, menurun 0,68 juta dari Maret 2023 dan 1,14 juta dari September 2022. Kenaikan harga beras dapat berdampak signifikan pada masyarakat rentan dan memicu inflasi.

BACA JUGA:Indonesia Jalin Kerjasama dengan China untuk Meningkatkan Produksi Minyak

BACA JUGA:Tingginya Harga Barang jadi Penyebab Rendahnya Daya Beli Masyarakat

"Perum Bulog kembali menyalurkan bantuan beras ini untuk mengurangi dampak ekonomi yang dialami kelompok rentan," ujar Bayu saat melakukan kunjungan kerja ke Yogyakarta. Bantuan beras ini diharapkan dapat meringankan beban ekonomi masyarakat meski belum sepenuhnya mencukupi kebutuhan mereka.

"Beras sebanyak 10 kg disediakan oleh pemerintah setiap dua bulan sekali, mulai Agustus ini, sehingga masyarakat tidak perlu khawatir mencari beras," tambah Bayu.

Program bantuan pangan ini telah dimulai di beberapa provinsi yang datanya telah diverifikasi, yaitu Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Barat, DI Yogyakarta, Maluku, DKI Jakarta, Sulawesi Tenggara, Kalimantan Tengah, dan Riau. Provinsi lainnya akan segera menyusul dalam waktu dekat.

BPS mencatat inflasi tahunan sebesar 2,84 persen pada Mei 2024, dengan kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebagai penyumbang utama. 

BACA JUGA:Mendag Zulhas Dorong Masyarakat Beli Produk Buatan Indonesia

BACA JUGA:Posyandu Home Care Elnusa Petrofin Raih Gold di TJSL & CSR Award 2024

Berdasarkan Mandiri Spending Index (MSI), pengeluaran untuk bahan makanan di kalangan ekonomi menengah meningkat tajam dari 13,9 persen menjadi 27,4 persen dari total pengeluaran, yang pada akhirnya menekan daya beli dan kesejahteraan masyarakat.

Bayu menegaskan, sebagai bagian dari visi transformasi, Perum Bulog berkomitmen untuk berkontribusi pada kesejahteraan masyarakat dan pengendalian inflasi, terutama selama musim paceklik ini.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan