Ukraina Tolak Syarat Perdamaian yang Diajukan Rusia

ARSIP: Warga negara asing mengikuti kegiatan peringatan dua tahun invasi Rusia ke Ukraina di Kantor Konsulat Kehormatan Ukraina, Denpasar, Bali, Sabtu (24/2/2024). Kegiatan tersebut dilakukan untuk mengenang para korban selama dua tahun invasi Rusia ke Uk--(ANTARA FOTO/Fikri Yusuf/YU)

MOSKOW, BELITONGEKSPRES.COM - Ukraina menolak usulan perdamaian yang diajukan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin dalam waktu beberapa jam setelah ditawarkan, dengan alasan tidak ada "usulan perdamaian" baru yang diajukan oleh Moskow.

Penasihat presiden Ukraina, Mykhailo Podolyak, menyatakan dalam sebuah pernyataan di platform X: "Tidak ada 'usulan perdamaian' baru dari Rusia," dan menambahkan bahwa kepemimpinan Rusia kurang dalam menilai realitas yang ada," katanya pada Jumat, 14 Juni 2024.

Pada hari yang sama, Putin menyampaikan dalam sebuah pertemuan dengan pegawai Kementerian Luar Negeri di Moskow bahwa Rusia telah membuat "usulan perdamaian konkret dan nyata" kepada Kiev.

Putin menekankan bahwa jika Kiev dan negara-negara Barat menolak usulan tersebut seperti sebelumnya, maka itu adalah tanggung jawab politik dan moral mereka atas kelanjutan pertumpahan darah.

BACA JUGA:Jerman Memulai Euro 2024 dengan Kemenangan Telak 5-1 Melawan Skotlandia

Rusia melancarkan "operasi militer khusus" di Ukraina pada Februari 2022. Dalam tawaran perdamaiannya, Putin menguraikan sejumlah kondisi yang harus dipenuhi untuk mengakhiri perang dan memulai pembicaraan damai.

Dalam pertemuan tersebut, yang diadakan pada Jumat, 14 Juni 2024, Putin menyatakan bahwa Rusia akan "segera" menghentikan operasi militernya jika Ukraina memenuhi beberapa syarat.

Termasuk membatalkan niat untuk bergabung dengan NATO dan menarik pasukannya dari empat wilayah yang diklaim Rusia: Donetsk, Luhansk, Kherson, dan Zaporizhzhya.

"Hari ini kami membuat usulan perdamaian lain yang konkret dan nyata. Jika Kiev dan negara-negara Barat menolaknya seperti sebelumnya, maka itu adalah urusan mereka, tanggung jawab politik dan moral mereka atas kelanjutan pertumpahan darah," ujar Putin.

Dia juga memperingatkan bahwa situasi di medan perang bisa berubah menjadi tidak menguntungkan bagi Kiev, yang akan mempengaruhi kondisi untuk memulai negosiasi di masa depan.

BACA JUGA:Rusia Siap Akhiri Perang, Ini Syarat Perdamaian yang Diajukan Putin ke Ukraina

Putin menekankan bahwa dia ingin mengakhiri konflik secara menyeluruh, bukan hanya membekukannya.

Dia menyatakan bahwa segera setelah Ukraina mulai menarik pasukannya dari Donbas dan Novorossiya serta berjanji untuk tidak bergabung dengan NATO, Rusia akan menghentikan tembakan dan siap untuk bernegosiasi. Putin menambahkan bahwa dia memperkirakan proses ini tidak akan memakan waktu lama.

Putin juga mengisyaratkan bahwa dia tidak lagi menganggap Volodymyr Zelenskyy sebagai presiden sah Ukraina setelah masa jabatannya berakhir pada 20 Mei, dan menyebut parlemen negara tersebut, Verkhovna Rada, sebagai satu-satunya otoritas yang sah.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan