Vina Doa
Dahlan Iskan--
Tentu cerita film tidak harus dipercaya. Film adalah fiksi. "Memang fiksi terbaik adalah kalau memasukkan fakta-fakta nyata ke dalamnya. Dari segi itu film ini menjadi fiksi yang berhasil."
Itu yang mungkin akan dikatakan Prof Salim Said bila mengulasnya.
BACA JUGA:James Camino
BACA JUGA:Tim Sukses
Terakhir, saya bertemu beliau di Makkah. Sama-sama umroh. Banyak tahun lalu.
Belakangan beliau sangat religius --namanya pun diubah menjadi Salim Haji Said --diambil dari nama almarhum Haji Said, ayahnya, dari Pare-Pare, Sulsel.
Kami pun selalu bersama di Makkah. Saya mengenang masa-masa jadi wartawan magang di TEMPO.
Beliau begitu urakan, khas seniman, bicaranya berapi-api, lucu dan tengil. Rasanya di masa mudanya ia tidak terlalu percaya Tuhan.
Kini tinggal sedikit senior saya para pendiri TEMPO: Gunawan Mohamad masih sehat di usianya yang 84 tahun.
Fikri Jufri sudah selalu di tempat tidur.
Lukman Setiawan sudah lupa siapa saja.
Mungkin masih ada satu wanita ini: Toeti Kakiailatu.
Dan yang masih paling sehat tinggal Pak Haryono Trisnadi, di usia hampir 100 tahunnya.
"Dahlan," ujar Prof Salim Haji Said di dalam bus di Makkah, "semua teman lama saya, semuuuuaaa, saya doakan satu-persatu di dekat Kabah, kecuali satu".
Mungkin belakangan ia sudah mendoakannya dalam salatnya menjelang ajalnya.(Dahlan Iskan)