TRC se-Babel Tingkatkan Kesiapsiagaan Hadapi Cuaca Ekstrem, BPBD Minta Semua Daerah Waspada
Banjir rob yang merendam kawasan HKM Seberang Bersatu, Belitung dengan ketinggian air capai 80 Cm, pada Selasa 17 Desember 2024 lalu-Istimewa-
PANGKALPINANG, BELITONGEKSPRES.COM – Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung meningkatkan status kewaspadaan menghadapi cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga awal 2026.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Babel memastikan seluruh Tim Reaksi Cepat (TRC) di tujuh kabupaten dan kota kini siaga penuh untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
Kepala BPBD Babel Budi Utama mengatakan kesiapsiagaan ini menjadi prioritas daerah setelah menerima peringatan dini dari BMKG mengenai peningkatan curah hujan, angin kencang, dan potensi banjir rob.
Instruksi serupa juga turun dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) agar seluruh pemerintah daerah memperketat mitigasi dan respons bencana.
BACA JUGA:Sidang Perintangan Kasus Korupsi Timah: Para Saksi dari Babel Ditunggu
“Seluruh TRC di Babel saat ini bersiaga penuh menghadapi cuaca ekstrem,” kata Budi Utama, dilansir Antara, Selasa (2/12/2025).
Menurut Budi, BPBD provinsi telah melakukan rapat koordinasi dengan BPBD kabupaten dan kota untuk menyusun pola respons cepat selama periode musim hujan yang diperkirakan berlangsung hingga Februari 2026.
Pemerintah daerah diminta memastikan jalur evakuasi, alat pendukung, hingga personel lapangan berada dalam kondisi siap. “Kita harus siaga. Ini sesuai arahan Kemendagri agar pemerintah daerah selalu bersiap menghadapi cuaca ekstrem,” ujarnya.
Saat ini, BPBD Babel telah menyiagakan 53 personel TRC di tingkat provinsi, ditambah personel TRC BPBD masing-masing kabupaten/kota.
BACA JUGA:Dana Penanganan Banjir Sumatera Aman, Pemerintah Siap Tambah Anggaran Jika Diperlukan
Kekuatan gabungan ini disiapkan untuk bergerak cepat dalam menghadapi bencana seperti banjir, tanah longsor, angin kencang, hingga potensi gelombang tinggi di wilayah pesisir.
Budi menegaskan setiap kali terjadi bencana, mekanisme penanganan akan dilakukan secara terpadu agar respons dapat berlangsung cepat dan terukur. Model penanganan gabungan ini juga dinilai penting untuk meminimalkan risiko korban jiwa dan kerusakan infrastruktur.
“Jika terjadi bencana, penanganan akan dilakukan secara gabungan untuk memaksimalkan respons di lapangan,” tegasnya.
Meski hingga kini belum terjadi bencana berskala besar di Bangka Belitung, BPBD tetap mengingatkan masyarakat agar tidak mengabaikan potensi ancaman.