IEU CEPA Ditargetkan Rampung September, Akses Ekspor RI ke Eropa Terbuka Lebar
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menjadi narasumber saat Investor Daily Round Table dengan tema Diplomasi Ekonomi: Menavigasi Tantangan Global Menuju Kemitraan Ekonomi Baru di Hotel Mulia, Senayan, Jakarta, Senin 28 Juli 2025-David Gita Roza-Berita Satu Photo
BELITONGEKSPRES.COM - Pemerintah menargetkan seluruh dokumen hukum perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif Indonesia-Uni Eropa (IEU CEPA) akan tuntas pada September 2025. Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menegaskan bahwa proses penyelesaian berada di jalur yang tepat dan menunjukkan progres signifikan.
“Kami yakin semua dokumentasi IEU CEPA bisa diselesaikan pada bulan September,” ujarnya saat konferensi pers peluncuran sistem visa cascade Uni Eropa di Jakarta, Kamis 31 Juli.
Airlangga menyebut IEU CEPA akan memberikan banyak manfaat bagi pelaku usaha Indonesia. Seiring diberlakukannya sistem visa cascade, mobilitas antarpelaku ekonomi juga diyakini akan semakin mudah, mempercepat kolaborasi dan perdagangan lintas kawasan. Terlebih, tarif bea masuk akan turun secara bertahap hingga nol persen, membuka akses ekspor Indonesia ke pasar Eropa yang bernilai sekitar US$20 triliun.
Ia menambahkan bahwa perundingan telah masuk tahap final, ditandai dengan pertukaran surat kesepakatan politik antara Indonesia dan Komisi Eropa di Brussels. Surat tersebut ditandatangani langsung oleh Airlangga dan Komisioner Perdagangan Uni Eropa Maros Sefcovic. “Dokumen ini mencerminkan komitmen kedua belah pihak untuk menyelesaikan seluruh isu substansial secara konkret dan menyeluruh,” ungkapnya.
BACA JUGA:Perbandingan Investasi Wilayah Barat vs Timur Indonesia: Mana yang Lebih Menguntungkan?
BACA JUGA:Prabowo Finalisasi IEU-CEPA, CPO Indonesia Bebas Hambatan ke Eropa
Komisioner Maros menyebut kesepakatan ini sebagai pencapaian penting dalam upaya memperkuat hubungan Uni Eropa dengan kawasan Asia Tenggara. “Kami berkomitmen memperkuat hubungan dengan Asia Tenggara, dan IEU CEPA adalah instrumen utama untuk itu,” ucapnya.
Kesepakatan tersebut turut diumumkan dalam pertemuan bilateral antara Presiden Prabowo Subianto dan Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen. Keduanya menyatakan komitmen penuh untuk mempercepat penyelesaian IEU CEPA dan mempererat kemitraan strategis antarwilayah.
Presiden Ursula menyoroti pentingnya perjanjian ini dalam mendukung rantai pasok bahan baku strategis, termasuk untuk industri baja dan teknologi bersih di Eropa. “Saya menantikan penyelesaian perjanjian ini dalam waktu dekat,” katanya. (beritasatu)