Jumat, 22 Nov 2024
Network
Beranda
Terkini
Babel Raya
Belitong Raya
Beltim Raya
All Sport
Politik
Nasional
Kombis
Disway
Derap Nusantara
Lainnya
Kesehatan
Life Style
Opini
Network
Beranda
Disway
Detail Artikel
Tersiksa Jendela
Reporter:
Dahlan Iskan
|
Editor:
|
Sabtu , 02 Mar 2024 - 19:38
Dahlan Iskan--
tersiksa jendela lihatlah foto itu: satu penumpang menghadap ke depan. dua lainnya menghadap ke belakang. di pesawat berbadan lebar jurusan abu dhabi–jeddah dua hari lalu. itulah kalau susunan kursi di dalam pesawat dibuat menghadap dua arah. separo-separo. saya duduk di sebelah wanita entah siapa di foto itu: menghadap ke bagian belakang pesawat. jelas, cara menyusun kursi seperti itu baru: bisa menambah jumlah penumpang. bisa empat orang lebih banyak. kita lihat apakah model ini akan menjadi mode baru ke depan. idenya mungkin datang dari pengaturan kursi vip di pesawat pribadi. di pesawat seperti itu saya sering dapat bagian kursi yang menghadap ke belakang. sedang kursi yang menghadap ke depan untuk orang yang lebih penting dari saya. atau, setidaknya, untuk si pemilik pesawat. dengan cara duduk berhadapan seperti itu penumpang bisa rapat sambil terbang. atau ngobrol lebih gayeng. atau ngegosip tingkat tinggi. atau sambil makan. ada meja makan di tengahnya. kursinya pun setengah sofa. berarti sudah biasa ada kursi menghadap ke belakang. toh anda sudah sering lihat: pramugari juga selalu duduk menghadap ke belakang: sambil mengumumkan bahwa pesawat sudah akan mendarat. baca juga:depan belakang tapi yang saya naiki kemarin itu pesawat komersial. perasaan penumpang harus dipertimbangkan. apakah penumpang bisa menerima. misalnya anda. ini soal marketing. untuk apa lebih efisien tapi tidak disukai. misalnya membangun rumah di posisi tusuk sate. efisien tapi sulit laku –kecuali rumah pertama yang mampu saya beli dulu: tusuk sate di tenggilis mejoyo. tidak sial. bahkan bisa membuat saya rukun 50 tahun dengan wanita yang di foto itu: 20 agustus nanti apakah duduk menghadap ke belakang dikeluhkan oleh penumpang? "tidak ada,'' jawab pramugari di situ. ''paling ketika awal datang saja ada yang seperti kaget, kok menghadap ke belakang,'' tambahnyi. saya termasuk yang tidak kaget: sudah diberi tahu sejak memilih kursi waktu check in. sama-sama menghadap ke belakang pilih yang mana. sama-sama terpisah dengan wanita itu tapi yang mana. saya pilih yang dipisahkan meja. bisa tetap saling lihat –setidaknya saling lirik. untuk ngobrol memang agak sulit. berjarak. sedikit mengeraskan suara akan mengganggu penumpang lain. lihat sekali lagi foto itu. sulit kan? untuk saling berbisik? memang, dari segi rasa, menghadap ke belakang tidak ada bedanya. sama saja. tidak seperti naik bus: bisa mabuk. terutama karena saat melihat ke luar jendela pohon-pohon seperti berlarian berlawanan. di pesawat saya tidak bisa melihat pohon yang lari ke belakang. tidak ada juga tiang listrik. apalagi posisi duduk saya di blok tengah. untuk bisa melihat apakah di luar pesawat ada pohon yang lari saya harus menengok ke arah jendela. saya sungkan. ada wanita cantik, arab, putih, tujuh ''i'', di jendela itu. kalau saya sering-sering lihat jendela bisa dikira naksir. apalagi posisi duduknyi menghadap arah depan. setiap saya menatap jendela otomatis menatap matanyi. mengagumi dan menaksir memang beda tipis. bayangkan. betapa sulit posisi saya di pesawat ini. untung hanya dua setengah jam. tapi itu dua setengah jam yang menyiksa: tidak bisa lihat pohon lari di luar sana. baca juga:risang bima saya pun menyalahkan qatar: mengapa bermusuhan dengan negara tetangganya. qatar sempat tegang dengan uni emirat arab dan arab saudi. padahal pesawat yang saya naiki ini milik uea. dari abu dhabi ke jeddah seharusnya hanya dua jam. potong lurus. lewat atasnya qatar. gara-gara hubungan tidak baik itu pesawat harus memutar ke atas laut. jalurnya lebih panjang. lebih tersiksa: ada jendela tapi tidak bisa ditengok. tapi bukankah ketegangan di qatar itu sudah reda? terutama sejak menjelang qatar jadi penyelenggara piala dunia sepak bola? bukankah tim saudi sudah mau berlaga di qatar? bukankah arab saudi sudah mau membatalkan rencana penggalian daratan yang memisahkan kedua negara? bukankah proyek laut pemisah itu sudah diurungkan? saya juga menyalahkan angin: mengapa hari itu angin bertiup dari arah depan? mengapa kecepatan angin sampai 97 km/jam? head wind seperti itu bikin jalannya pesawat terhambat. menambah siksaan jendela. saya pernah terbang dari san francisco ke hong kong. sepanjang perjalanan head wind sangat kencang: sampai 200 km/jam. pesawat sampai termehek-mehek. bahan bakar tidak cukup untuk sampai hong kong. harus mendarat darurat di taipei. isi ulang. penumpang menunggu di dalam pesawat. jadwal kedatangan di hong kong pun telat lebih dua jam. tapi tidak ada persoalan jendela saat itu. kenapa sih di perjalanan abu dhabi–jeddah ini angin tidak dari arah belakang? tail wind bisa mempercepat perjalanan pesawat. sehingga saya tidak harus lama-lama tersiksa oleh jendela itu. ''mendung hitam tidak akan terus bergayut di tempat yang sama''. seberat apa pun, dan sebesar apa pun persoalan, akan ada waktunya berlalu. oleh angin dari depan. pun dari belakang. pesawat pun mendarat di jeddah. di bandara baru. istimewa. baru dipergunakan setelah covid-19. pesawat-pesawat lain pun mendarat. termasuk yang membawa turis. saya lihat beberapa wanita bule di bandara itu. hanya pakai hot pants jean. saya menengok ke arah pesawat parkir. jendela itu masih di sana.(dahlan iskan)
1
2
3
»
Tag
# tersiksa jendela
# catatan dahlan iskan
# dahlan iskan
Share
Koran Terkait
Kembali ke koran edisi Belitong Ekspres 3 Maret 2024
Berita Terkini
Indonesia Hadapi Darurat Judi Online, Perputaran Uang Rp 900 Triliun, Jumlah Pemain Capai 8,8 Juta Orang
Nasional
8 jam
Bocoran Terbaru Desain iPhone 17, Kamera Tengah yang Bikin Penasaran!
Life Style
8 jam
Karena Ini, 122 Pasien TB di Babel Meninggal Dunia
Babel Raya
8 jam
Meski PPN Naik, Pemerintah Jamin Tak Akan Berdampak pada Daya Beli Masyarakat
Kombis
8 jam
Wapres Gibran Minta Hapus Sistem Zonasi dalam PPDB untuk Memperluas Akses Pendidikan
Nasional
8 jam
Berita Terpopuler
Artis Bintang Pantura Siap Guncang Kampanye Akbar Hendra-Sylpana Hari Ini, Warga Belitung Yuk Merapat!
Politik
20 jam
Resto Nyaman Bekawan Hadir di Beltim: Sajikan Menu Lezat Harga Terjangkau, Gratis Setiap Jumat
Beltim Raya
16 jam
Sanem dan Away Ajak Masyarakat Menangkan Hendra-Sylpana, Terbukti Sudah Berpengalaman
Politik
11 jam
Kokkang Ibunda
Disway
17 jam
Profil Belitung Enam Senar: Personil Ansambel Gitar Siap Pukau Konser Jazz De Billitone 2024
Beltim Raya
11 jam
Berita Pilihan
Karena Ini, 122 Pasien TB di Babel Meninggal Dunia
Babel Raya
8 jam
Awal Desember Terdakwa Korupsi Lapangan Bola Paal Satu Diadili, Agiok Minta Dibebaskan
Belitong Raya
9 jam
PDI Perjuangan Gelar Bazar Beras Murah di Beltim, 22 Ton Beras Dijual Rp20 Ribu per 5 Kg, Ini Lokasinya
Beltim Raya
9 jam
Profil Belitung Enam Senar: Personil Ansambel Gitar Siap Pukau Konser Jazz De Billitone 2024
Beltim Raya
11 jam
Resto Nyaman Bekawan Hadir di Beltim: Sajikan Menu Lezat Harga Terjangkau, Gratis Setiap Jumat
Beltim Raya
16 jam