BI dan OJK Sebut Pelemahan Rupiah Tak Berdampak Signifikan Terhadap Perbankan

Warga menunjukan uang rupiah usai melakukan penukaran uang baru pada Layanan Penukaran Terpadu Bank Indonesia dan Perbankan di Hall Basket, Senayan, Jakarta, Jumat (21/3/2025)-Salman Toyibi-Jawa Pos

Lebih lanjut, kredit dalam valuta asing (valas) yang diberikan perbankan sebagian besar terkait dengan sektor ekspor yang memiliki sumber pendapatan dalam bentuk valas (naturally hedged). Bahkan, pelemahan rupiah justru dapat meningkatkan nilai aset bank dan mendukung profitabilitas perbankan.

Dibandingkan tahun lalu, pertumbuhan kredit valas naik 13,39 persen secara year-on-year (YoY), lebih tinggi dari pertumbuhan dana pihak ketiga (DPK) valas yang mencapai 7,19 persen. Ini membuat loan to deposit ratio (LDR) valas meningkat menjadi 80,62 persen dari sebelumnya 76,22 persen.

BACA JUGA:PLN Percepat Pemeliharaan, Pastikan Pasokan Listrik Aman Saat Idul Fitri 2025

BACA JUGA:wondr by BNI Raih iF Design Award 2025, Bukti Inovasi Digital Berkelas Dunia

Namun, OJK tetap mengingatkan adanya potensi peningkatan risiko kredit akibat depresiasi rupiah yang bisa memengaruhi biaya operasional perusahaan dan daya bayar debitur. Oleh karena itu, bank telah membentuk pencadangan yang cukup serta menerapkan stress test untuk menghadapi berbagai skenario risiko.

"OJK juga telah mewajibkan bank memiliki tambahan modal di atas persyaratan minimum sebagai buffer dalam menghadapi krisis ekonomi dan volatilitas nilai tukar," tegas Dian.

Dengan koordinasi yang erat antara BI dan OJK, sektor keuangan Indonesia diyakini tetap stabil, adaptif, dan siap menghadapi tantangan global yang semakin dinamis. (jawapos)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan