Pertamina Ungkap Barang Bukti Pencurian Avtur, Kerugian Capai Rp400 Juta

Pengisian avtur ke salah satu pesawat di Bandar Udara Internasional Kualanamu, Deli Serdang, Sumatra Utara-Pertamina Patra Niaga Sumbagut-ANTARA/HO

BELITONGEKSPRES.COM - PT Pertamina Patra Niaga mengungkapkan bahwa aksi pencurian avtur (illegal tapping) di pipa penerimaan Aviation Fuel Terminal (AFT) Kualanamu telah menyebabkan kerugian sekitar Rp400 juta, berdasarkan barang bukti yang diamankan oleh kepolisian.

Area Manager Communication, Relations, & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumatera Bagian Utara (Sumbagut), Susanto August Satria, menyatakan bahwa barang bukti yang disita meliputi 29 baby tank berisi sekitar 30 kiloliter (KL) avtur. Namun, angka pasti kerugian masih menunggu hasil penyelidikan lebih lanjut oleh Polres Deli Serdang, Sumatera Utara.

"Kami masih menunggu hasil penyidikan dari pihak Polres Deli Serdang untuk menentukan sejak kapan sindikat ini beroperasi," ujar Satria saat dihubungi dari Jakarta, Sabtu.

Meskipun aksi pencurian ini terungkap, Satria menegaskan bahwa operasional penerimaan dan penyaluran avtur di Kualanamu tetap berjalan normal dengan tingkat keselamatan dan keamanan yang tinggi. Sebagai langkah antisipasi, Pertamina akan mengevaluasi sistem pengamanan jalur pipa, terutama di area yang berdekatan dengan wilayah pesisir.

BACA JUGA:OIKN Pastikan Efisiensi Anggaran Tak Ganggu Proyek Kota Nusantara

BACA JUGA:3 Juta Rumah Rendah Emisi untuk Indonesia Berkeadilan

Sebelumnya, upaya pencurian avtur ini berhasil digagalkan oleh Lantamal I Belawan TNI AL di Pantai Dewi Indah, Kecamatan Pantai Labu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara, pada Selasa, 11 Februari. Keberhasilan ini mendapat apresiasi dari Pertamina Patra Niaga, yang berkomitmen untuk memperketat pengawasan distribusi avtur guna mencegah kejadian serupa di masa mendatang.

"Kami mengapresiasi tindakan sigap dari Lantamal I Belawan dalam mengamankan distribusi avtur. Kami juga mengimbau masyarakat untuk turut serta dalam melaporkan aktivitas mencurigakan terkait illegal tapping agar pasokan energi tetap aman dan terkendali," tambah Satria. (antara)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan