Tantangan dan Pencapaian 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran

Ilustrasi: Tantangan dan Pencapaian 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran--(Antara)

JAKARTA – Seperti nakhoda yang baru mengambil alih kemudi kapal besar, Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka menghadapi tantangan besar dalam menavigasi ekonomi Indonesia pada 100 hari pertama pemerintahan mereka.

Publik memiliki ekspektasi tinggi terhadap janji-janji kampanye yang mereka sampaikan, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui kebijakan ekonomi yang pro-rakyat dan upaya untuk mencapai swasembada pangan.

100 hari pertama pemerintahan ini menjadi momen penting untuk membangun kesan awal yang positif, yang dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.

Namun, sejauh mana janji-janji tersebut telah terealisasi? Apakah kebijakan yang telah dikeluarkan oleh Pemerintahan Prabowo-Gibran benar-benar memberikan dampak positif?

Presiden Prabowo Subianto sendiri mengungkapkan rasa puas atas kinerja pemerintahan di 100 hari pertama. Menurutnya, pemerintahan yang dipimpinnya telah berhasil mengendalikan harga-harga, termasuk menurunkan harga tiket pesawat dan ongkos haji dalam waktu singkat sejak pelantikannya.

BACA JUGA:Subsidi Gas Melon, Untung atau Buntung?

Kepala Negara meyakini bahwa keberhasilan ini merupakan hasil dari kerja keras para menteri dan kepala lembaga yang mendukungnya. Ia juga menambahkan bahwa untuk pertama kalinya dalam sejarah, pemerintah berhasil menurunkan biaya haji.

Dari sektor dunia usaha, Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) memberikan respons positif terhadap kinerja 100 hari pertama Presiden Prabowo Subianto. Mereka menilai bahwa Presiden telah menunjukkan kepekaan dalam menjaga iklim usaha di Indonesia.

Ketua Umum Apindo, Shinta Kamdani, mengungkapkan bahwa langkah Presiden dalam menjaga iklim bisnis dapat terlihat dari keputusan kenaikan pajak pertambahan nilai (PPN) menjadi 12 persen, yang hanya diberlakukan untuk barang-barang mewah. Langkah ini dinilai tidak hanya menjaga stabilitas iklim usaha, tetapi juga berperan dalam mempertahankan daya beli masyarakat.

Salah satu kebijakan ekonomi yang paling menonjol dari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah Program Makan Bergizi Gratis (MBG). Diluncurkan pada 6 Januari 2025, program ini telah berhasil menyediakan sekitar 570.000 porsi makanan di lebih dari 190 dapur yang tersebar di lebih dari 20 provinsi.

Dalam jangka panjang, pemerintah menargetkan untuk mencapai hingga 83 juta penerima manfaat, yang meliputi anak-anak sekolah, ibu hamil, dan kelompok rentan lainnya.

Secara teori, program ini bertujuan untuk meningkatkan gizi masyarakat, mengurangi angka stunting, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah dengan melibatkan petani serta UMKM dalam penyediaan bahan pangan.

BACA JUGA:Jejak Misteri Hormesis: Rahasia di Balik Dosis Kecil

Namun, terdapat pertanyaan besar mengenai keberlanjutan program ini. Dengan estimasi biaya sebesar 4,39 miliar dolar AS pada tahun pertama dan total 28 miliar dolar AS dalam lima tahun, para ekonom mempertanyakan dari mana sumber pendanaan untuk program ini akan berasal.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan