Menuju Swasembada 2027, Menko Zulhas Tegaskan Tidak Ada Impor Pangan

Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan-Rizka Ardina-Beritasatu.com

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, menegaskan komitmen pemerintah untuk tidak mengandalkan impor berbagai komoditas pangan strategis seperti beras, jagung, kedelai, garam, dan gula. Pernyataan ini ia sampaikan saat membuka Musyawarah Nasional (Munas) Perpadi 2025 di Diamond Convention Center, Solo, Rabu, 15 Januari.

"Kami pastikan tidak akan ada impor untuk komoditas seperti beras, kedelai, jagung, garam, dan gula. Namun, ini membutuhkan kerja sama semua pihak untuk memastikan pangan tersedia di dalam negeri. Jika kita tidak bisa memproduksi cukup, bagaimana mungkin kita tidak impor?" ujar Zulkifli Hasan.

Pemerintah telah merancang sejumlah strategi untuk mencapai swasembada pangan. Salah satu prioritas utama adalah percepatan pembangunan infrastruktur irigasi dan perbaikan irigasi yang rusak. Selain itu, alokasi pupuk juga ditingkatkan secara signifikan, dari 7 juta ton pada 2024 menjadi 9,55 juta ton di 2025.

"Distribusi pupuk kini sepenuhnya menjadi tanggung jawab Kementerian Pertanian dan dikelola melalui Pupuk Indonesia untuk memastikan petani mendapat pasokan yang memadai," jelasnya.

BACA JUGA:BPS: Sekitar 52 Persen Penduduk Miskin Berada di Pulau Jawa

BACA JUGA:Bapanas Sebut Penyaluran Beras SPHP Fokus pada Wilayah 3TP dan Indonesia Timur

Untuk mendukung produktivitas, pemerintah juga berencana menambah jumlah penyuluh pertanian dengan target minimal satu penyuluh per desa. Produksi gabah pun ditargetkan meningkat dari 52 juta ton pada 2024 menjadi 64 juta ton pada 2025.

Namun, Zulkifli Hasan juga menyoroti tantangan serius di sektor pertanian, yaitu rendahnya minat generasi muda menjadi petani. Ia menyebut mayoritas petani saat ini berusia 50 hingga 60 tahun, yang berpotensi menyebabkan lahan pertanian terabaikan di masa depan.

"Jika dulu, di era Presiden Suharto, sekitar 65% tenaga kerja berada di sektor pertanian, kini hanya tersisa 25%, dan itu didominasi oleh petani tua. Akibatnya, banyak sawah dan ladang dijual karena generasi muda tidak tertarik bertani," ungkap Zulhas.

Zulhas menambahkan bahwa pemerintah, dengan dukungan penuh dari Presiden Prabowo Subianto, menargetkan swasembada pangan dapat tercapai pada 2027. Hal ini dianggap krusial untuk memastikan ketahanan pangan nasional.

BACA JUGA:Wamentan Dukung Penuh Kenaikan Anggaran Program Makan Bergizi Gratis

BACA JUGA:Luhut Optimis Coretax Kunci Reformasi Perpajakan Nasional

Ketua Umum Perpadi, Sutarto Alimoeso, menyampaikan dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah. Namun, ia menekankan perlunya kebijakan yang mendukung modernisasi alat-alat pertanian dan penetapan harga pembelian beras yang berpihak pada petani.

"Perpadi harus menjadi bagian dari solusi untuk mendukung keberlanjutan swasembada pangan di Indonesia," kata Sutarto.  (beritasatu)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan