Memerangi Krisis Karakter: Solusi Pendidikan Masa Kini
Annisa Nur Aziz, S.Pd, Guru PNS SMP Negeri 4 Gantung--(Dok: Pribadi)
Sekolah dapat menerapakan program pembiasaan positif seperti saling menyapa dengan sopan, membangun budaya antre, gotong royong membersihkan sekolah, menjaga kebersihan kelas secara bergiliran, serta membiasakan anak mengucapkan terima kasih dan meminta maaf dengan tulus. Penerapan hal-hal konkret ini menandakan bahwa sekolah sedang menanamkan nilai-nilai dasar yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan bermasyarakat.
Selain itu, penanganan pelangaran yang tidak semata menghukum, tapi memberi kesempatan untuk bertanggung jawab merupakan bentuk nyata pendidikan karakter yang membangun kesadaran, bukan hanya kepatuhan. Guru tidak hanya menjadi penegak aturan, tetapi juga fasilitator pertumbuhan moral.
Pendekatan ini tidah hanya menghindarkan anak dari rasa takut, tapi juga mengasah empati, keberanian mengakui kesalahan, dan komitmen untuk berubah. Nilai-nilai ini lebih kuat dampaknya dalam jangka panjang karena ditanamkan secara reflektif dan manusiawi.
Langkah-langkah konkret ini sejatinya adalah investasi besar dalam memerangi krisis karakter. Inilah esensi dan misi besar pendidikan dengan menyediakan ruang dan keteladanan agar anak-anak tumbuh sebagai pribadi yang tidak hanya cerdas, tapi juga bermoral dan bertanggung jawab dalam kehidupan nyata.
Menghadapi krisis karakter bukan soal memerangi siapa yang akan dilawan, tapi tentang bagaimana anak membangun siapa dirinya. Di tengah zaman yang kehilangan arah moral, pendidikan punya peran besar sebagai cahaya penuntun.
Menjadikan karakter sebagai napas dari proses belajar, menghadirkan keteladanan seperti Hanandjoeddin, serta menciptakan budaya sekolah yang memanusiakan manusia maka pendidikan sedang menyiapkan generasi yang tidak hanya tangguh menghadapi dunia, tapi juga mampu memperbaikinya.
*) Annisa Nur Aziz, S.Pd, Guru PNS SMP Negeri 4 Gantung