BELITONGEKSPRES.COM - Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menyarankan agar Pertamina menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi seperti Pertamax series guna mengurangi beban pada Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Eddy Soeparno, menyatakan bahwa sejak Maret 2024 Pertamina telah menahan harga BBM meski harga minyak dunia naik dan nilai tukar rupiah melemah.
Eddy menjelaskan bahwa impor BBM oleh Pertamina memerlukan waktu yang cukup lama untuk mendapatkan kompensasi dari pemerintah, yang berdampak pada APBN dan arus kas perusahaan.
"Penyesuaian harga Pertamax dapat dilakukan untuk mengurangi beban pada APBN dan keuangan Pertamina," ujarnya melalui sambungan telepon di Jakarta, Rabu. Eddy menekankan bahwa penyesuaian harga BBM non subsidi perlu memperhatikan daya beli masyarakat dan tidak memperlebar disparitas harga antara BBM non subsidi dan BBM subsidi.
BACA JUGA:Innova Zenix Hybrid Hadirkan Teknologi Bahan Bakar Flexy Fuel Bioetanol
BACA JUGA:Wapres Ma'ruf Amin Ungkap Strategi Tingkatkan Literasi dan Inklusi Ekonomi Syariah
Eddy juga menyoroti bahwa mayoritas konsumsi BBM adalah BBM subsidi dalam bentuk Jenis BBM Tertentu (JBT) dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP).
Oleh karena itu, pengaturan pembelian BBM subsidi harus segera dilaksanakan agar volume BBM subsidi berkurang dan masyarakat yang mampu beralih ke BBM non subsidi.
"Perbedaan harga yang tidak terlalu besar itu penting, namun yang lebih penting adalah pengaturan agar BBM subsidi hanya dibeli oleh masyarakat yang benar-benar membutuhkan seperti masyarakat ekonomi lemah, UMKM, ojek, dan angkot," tambah Eddy.
Anggota Komisi VII lainnya, Sartono Hutomo, setuju dengan penyesuaian harga Pertamax series oleh Pertamina. Menurutnya, menahan harga terlalu lama bisa mengurangi potensi pemasukan negara akibat menurunnya profitabilitas Pertamina.
BACA JUGA:Ramai Soal PHK Massal di Industri Tekstil, Bahlil Ungkap Penyebabnya
BACA JUGA:Menko Perekonomian Bertemu Dubes Arab Saudi, Bahas Penguatan Hubungan Ekonomi
Sartono menekankan pentingnya menjaga kesehatan finansial Pertamina karena peran pentingnya dalam menjaga ketahanan energi nasional.
"Penyesuaian harga BBM non subsidi diperlukan untuk menjaga stabilitas keuangan Pertamina," ujarnya.
Sartono menambahkan bahwa penyesuaian harga harus dilakukan dengan bijak dan mempertimbangkan daya beli masyarakat untuk mencegah gejolak sosial.