Itu revisi ideologi gila-gilaan. Itu sudah menyimpang sangat jauh dari ''tauhid'' komunisme.
Bukankah komunis lahir sebagai wadah perjuangan kaum buruh melawan majikan? Mengapa di Tiongkok, majikan justru dijadikan sokoguru ketiga komunisme.
Maka komunisme Tiongkok itu, kalau di agama, sudah disebut ''komunis aliran sesat''. Tapi justru yang sesat yang ternyata lebih maju.
Itu pun dianggap belum cukup. Sokoguru komunis Tiongkok masih harus ditambah satu lagi: sokoguru keempat. Maka, 15 tahun lalu, revisi ketiga ideologi dilakukan: pilar keempat itu adalah ilmu pengetahuan.
Empat pilar ideologi itu pun masuk dalam konstitusi negara. Itu menjadi bagian terpenting dalam konstitusi.
BACA JUGA:Jagung Bakar
BACA JUGA:Senyum Muda
Maka dengan empat itu posisi ilmu pengetahuan di Tiongkok sudah dijamin masa depannya –sejak 15 tahun lalu. Konsekuensinya: semua hal yang tidak sesuai dengan ilmu pengetahuan tidak boleh jadi program pemerintah.
Andi Setiadi angkat bicara. Ia tidak percaya kemajuan yang diraih Tiongkok akan berkelanjutan. Andi percaya ''kebebasanlah" yang bisa jadi sumber berkembangnya ilmu pengetahuan.
Andi alumni FE UI. Ia bekerja di bidang valuta asing dan bursa saham.
"Tiongkok adalah diktator. Tidak ada kebebasan. Karena itu Tiongkok akan runtuh," kurang lebih begitu pendapatnya.
Saya pun menjelaskan: yang berpendapat seperti itu banyak sekali. Pun beberapa ahli ekonomi di Amerika dan Eropa.
Yang memastikan Tiongkok akan runtuh bahkan menerbitkan buku. Dengan data ekonomi yang rinci. Buku itu sampailah pada kesimpulan: Tiongkok akan runtuh tahun lima tahun setelah buku itu terbit.
BACA JUGA:Pagar Teras
BACA JUGA:Kalah Takut
Buku itu terbit tahun 2005. Ekonomi Tiongkok lagi hebat sekali. Tapi si ahli menyebutkan: semua kehebatan itu hanya untuk mengejar Olimpiade Beijing. Semua kemampuan dicurahkan ke suksesnya Olimpiade.