Senyum Muda

Selasa 05 Mar 2024 - 21:20 WIB
Reporter : Dahlan Iskan

"Tolong minta tempat duduk di tengah".

Itulah pilihan saya kalau naik bus. Bukan di depan, yang posisi tempat duduknya di depan roda atau di atas roda.

Saya perlu posisi yang lebih stabil: ingin banyak membaca dan menulis. Tidak mudah pusing. Posisi tengah lebih stabil: antara roda depan dan roda belakang.

Yang saya hindari total adalah duduk di kursi belakang. Apalagi paling belakang. Posisi kursinya di belakang roda. Bisa terbang saat membaca: termasuk huruf-hurufnya. 

"Jangan paling belakang," kata saya setelah tahu bagian tengahnya pun sudah penuh. Saya sudah tua. Anak muda yang banyak pilih duduk di belakang. Apalagi yang lagi pacaran.

BACA JUGA:Pagar Teras

Ampun. Ini perjalanan panjang: 12 jam. Dari Madinah ke Riyadh. Kenapa tidak bisa duduk yang sesuai dengan kursi pilihan.

"Bus penuh. Yang ada tinggal satu kursi. Anda pembeli tiket terakhir".

Ampun. Itu pasti tempat duduk yang paling dihindari semua penumpang bus: paling belakang, paling pojok.

Apa boleh buat. Pasrah. Tawakal. Sudah takdirnya begitu. Move on. 

Saya lihat lembaran tiket: kursi nomor 49.

Mungkin ini hukuman bagi prangko yang melepaskan diri dari amplopnya. Si prangko ingin ke Riyadh untuk kali pertama. Jalan darat. Si amplop ditinggal di Madinah. Amplop itu akan dikirim lewat pos ke Makkah: travel Bakkah. Bersama amplop-amplop yang lain.

Percayalah si prangko akan tetap mencari amplopnya: pada saatnya.

BACA JUGA:Kalah Takut

Tapi 12 jam di pojokan bus paling belakang bukanlah sekadar hukuman. Tidak kebagian jendela pula. Sumpek. Penat. Bergetar –pun di jalan mulus tiga lajur ke arah timur.

Kategori :

Terkait

Rabu 04 Dec 2024 - 14:06 WIB

Kloning Javier

Selasa 03 Dec 2024 - 14:35 WIB

Sumur Tua

Senin 02 Dec 2024 - 15:26 WIB

Walk Out

Minggu 01 Dec 2024 - 15:49 WIB

Awan Capung

Sabtu 30 Nov 2024 - 12:26 WIB

Sherly Benny