BELITONGEKSPRES.COM - Kepala Kantor Komunikasi Kepresidenan (Presidential Communication Office/PCO), Hasan Nasbi, menanggapi proyeksi Dana Moneter Internasional (IMF) yang menyebut tingkat pengangguran di Indonesia pada 2025 bisa mencapai 5,0 persen.
Menurut Hasan, temuan IMF tersebut tetap menjadi bahan pertimbangan penting bagi pemerintah.
“Analisis dari lembaga-lembaga seperti IMF tentu kami jadikan masukan yang sangat berarti. Ini penting untuk mengantisipasi tantangan ekonomi ke depan dan menjaga agar pertumbuhan tetap berada di jalur positif,” ujarnya di Jakarta, Selasa (3/6).
IMF memperkirakan bahwa Indonesia akan menempati posisi kedua tertinggi dalam hal tingkat pengangguran di kawasan Asia, tepat di bawah Tiongkok yang diproyeksi stabil di angka 5,1 persen sejak tahun 2024.
BACA JUGA:Mulai 2026, Uang Saku Rapat dan Pulsa PNS Dihapus: Bonus Manja Resmi Disetop
BACA JUGA:Pembangunan Masjid Negara IKN Capai 60 Persen, Target Rampung Tahun Ini
Namun, Hasan menekankan bahwa data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPS) justru menunjukkan tren penurunan angka pengangguran terbuka di dalam negeri.
“Per bulan ini, angka pengangguran terbuka justru turun dari 4,82 persen menjadi 4,76 persen. Artinya, jumlah orang yang benar-benar menganggur itu berkurang,” jelas Hasan.
Ia juga menyoroti adanya peningkatan jumlah pekerja paruh waktu, dari 65,6 persen menjadi 66,2 persen. “Kalau kita lihat datanya secara menyeluruh, kita akan dapat gambaran yang lebih komprehensif,” tambahnya.
Hasan tak menampik bahwa pemutusan hubungan kerja (PHK) memang marak terjadi belakangan ini. Namun, ia menyebut pertumbuhan lapangan kerja baru juga terus berjalan.
“Indikator-indikator ekonomi kita sejauh ini masih dalam kondisi yang cukup baik. Cukup untuk menumbuhkan rasa optimis. Ke depan, pemerintah tentu akan menyiapkan berbagai kebijakan baru untuk merespons dinamika ini,” pungkasnya. (jawapos)