Lebih dari sekadar mempermudah konsumen, sistem pembayaran ini juga membuka akses luas bagi UMKM untuk masuk ke ekosistem digital. QRIS membantu para pelaku usaha mencatat transaksi secara rapi, memperluas jangkauan pelanggan, dan perlahan-lahan terhubung dengan layanan keuangan formal.
Namun, Gibran tak menutup mata bahwa pertumbuhan cepat seperti ini bisa saja membuat sebagian pihak merasa “terusik”.
“Kalau dilihat dari kecepatannya, memang QRIS berkembang sangat masif. Dan tentu saja, perubahan seperti ini kadang bikin beberapa pihak nggak nyaman,” ujarnya diplomatis.
Gibran kemudian membagikan data resmi dari Bank Indonesia per Maret 2025, yang mencerminkan pertumbuhan luar biasa. Volume transaksi QRIS melonjak 173 persen dibanding tahun sebelumnya, dengan total lebih dari satu miliar transaksi. Nilai transaksinya pun tak kalah mencengangkan, meningkat 149 persen dan kini mencapai Rp 104 triliun.
Ia tak lupa memberi kredit kepada para pengguna paling aktif dari teknologi ini, generasi muda. “Gen-Z ini memang luar biasa. Mereka tumbuh besar di era digital, jadi cepat banget adaptasinya. Siapa di sini Gen-Z yang ke mana-mana cukup bawa HP aja buat bayar?” tanyanya kepada para pengikutnya di media sosial.
Bagi Gibran, lonjakan penggunaan QRIS bukan sekadar statistik, melainkan cermin dari perubahan budaya, cara berpikir, dan semangat masyarakat yang makin melek digital. (jawapos)