MU menguasai bola lebih dari 73 persen di babak pertama, namun dominasi penguasaan bola tak bisa dikonversi menjadi gol.
Babak Kedua
Setelah jeda, MU tampil lebih agresif demi mengejar gol pengimbang.
Namun rapatnya barisan belakang tim tamu membuat empat percobaan mereka diblok dalam 10 menit pertama.
McTominay mendapat kans lewat sepak pojok di menit ke-57, namun sundulannya melebar ke sisi kanan.
Gelandang Skotlandia itu kembali mendapat kesempatan pada menit ke-61, tetapi kali ini sundulannya sukses dihalau Neto.
Bournemouth justru berhasil menggandakan keunggulan di menit ke-68.
Kesalahan umpan Luke Shaw berujung serangan balik Bournemouth. Bola terus mengalir ke depan hingga sampai di kaki Tavernier, yang kemudian melepas umpan silang ke depan gawang MU.
Philip Billing memenangkan duel udara dan menyambut bola dengan sundulan yang gagal diselamatkan Onana. Tim tamu kembali bersorak, skor menjadi 2-0.
MU semakin terbenam saat Bournemouth mencetak gol ketiga lewat sepak pojok pada menit ke-73.
Marcos Senesi bergerak bebas tanpa kawalan untuk menyundul umpan Tavernier yang membuat Onana kembali memungut bola dari gawangnya.
Meskipun Bournemouth berhasil mencetak gol, VAR membatalkan gol Dango Ouattara di masa tambahan waktu karena handball. Skor 3-0 bertahan hingga usai.
Menurut Bruno Fernandes, inkonsistensi tim pasca meraih kemenangan patut diperbaiki.
Setan Merah kerap kali tampil buruk di laga berikutnya setelah meraih hasil positif sebelumnya. Sang gelandang menilai hal itu tak semestinya terjadi.
Erik Ten Hag pun sepakat bahwa awal pertandingan yang buruk berdampak besar pada jalannya laga.
Dia mencatat bahwa kehilangan fokus di pertahanan dan ketidakmampuan dalam mengeksekusi peluang di kotak penalti menjadi masalah utama.