Jalan Terjal Timnas Indonesia U-20 di Piala Asia 2025

Sabtu 08 Feb 2025 - 20:56 WIB
Reporter : Yudiansyah
Editor : Yudiansyah

JAKARTA – Tak ada jalan mudah menuju panggung tertinggi dunia, dan hal itu juga berlaku bagi Timnas Indonesia dalam perjuangannya meraih tiket ke Piala Dunia U-20 2025 di Chile. Syaratnya, Garuda Nusantara harus masuk empat besar di Piala Asia U-20 2025 yang akan digelar di China.

Di fase grup, Indonesia tergabung di Grup C bersama Uzbekistan, Iran, dan Yaman. Ini bukan pertama kalinya Indonesia harus menghadapi Uzbekistan, tim peringkat 58 dunia. Sebelumnya, pada edisi 2023, kedua tim juga berada satu grup. 

Saat itu, Uzbekistan yang menjadi tuan rumah sukses keluar sebagai juara, sementara Indonesia—masih di bawah asuhan Shin Tae-yong—harus tersingkir di fase grup setelah finis di peringkat ketiga Grup A. Dalam pertemuan terakhirnya, Timnas Indonesia menahan imbang Uzbekistan 0-0, yang kala itu diperkuat Abdukodir Khusanov, bek yang kini bermain untuk Manchester City.

Tantangan Timnas Indonesia tak berhenti di Uzbekistan. Iran juga menjadi ancaman besar di grup ini. Tim berperingkat 18 dunia itu adalah salah satu raksasa sepak bola Asia dengan sejarah panjang di Piala Asia U-20. 

BACA JUGA:RFEF dan Klub-klub Spanyol Kecam Sikap Real Madrid terhadap Kepemimpinan Wasit

Iran pernah empat kali menjadi juara pada 1973, 1974, 1975, dan 1976, menjadikannya tim tersukses kelima di turnamen ini. Dalam edisi 2023, Iran hanya mencapai perempat final setelah dikalahkan Irak, yang kemudian tumbang di final oleh Uzbekistan.

Dengan lawan-lawan berat yang menanti, perjuangan Indonesia untuk menembus empat besar Piala Asia U-20 2025 dipastikan tak akan mudah. Namun, peluang tetap terbuka jika Garuda Nusantara mampu tampil maksimal dan memanfaatkan setiap kesempatan yang ada.

Seperti Uzbekistan dan Iran, Timnas Indonesia juga pernah mencatatkan namanya sebagai juara di turnamen ini, meski sudah 64 tahun berlalu. Gelar tersebut diraih pada 1961 di Thailand. Selain itu, Garuda Nusantara juga pernah melaju ke final pada edisi 1967 dan 1970, serta finis di peringkat ketiga pada 1962.

Di Grup C, Yaman yang menempati peringkat 158 dunia mungkin menjadi lawan yang lebih ringan dibanding Uzbekistan dan Iran. Namun, tim ini tetap patut diwaspadai. Pelatih timnas U-20 Indonesia, Indra Sjafri, sudah menganalisis kekuatan Yaman sejak pertemuan mereka di babak kualifikasi yang digelar di Stadion Madya Gelora Bung Karno, Jakarta, September lalu.

BACA JUGA:Mantan Pemain Real Madrid Marcelo Umumkan Pensiun dari Sepak Bola

Indra menargetkan timnya finis di dua besar grup untuk melaju ke perempat final. Meski dihadapkan pada lawan-lawan tangguh, ia menekankan pentingnya keberanian dan mental bertarung kepada para pemainnya.

"Saya selalu sampaikan kepada para pemain, tidak ada tim yang lebih kuat atau lebih lemah. Semua pertandingan sangat penting," ujar pelatih berusia 62 tahun itu saat memimpin latihan di Stadion Madya pada Rabu 5 Februari 2025.

Kepercayaan diri itu juga terlihat dalam sesi latihan terbuka sore itu. Indra menggelar internal game dengan membagi 23 pemain pilihannya menjadi dua tim yang bertanding di lapangan kecil dengan ruang sempit—sebuah metode yang menguji kecepatan berpikir dan ketahanan fisik para pemain.

Dua tim ini saling beradu dalam latihan dengan aturan hanya boleh menyentuh bola maksimal dua kali. Aturan ini memaksa para pemain untuk berpikir cepat dalam mengalirkan bola dan mengambil keputusan dengan efisien.

Dalam sesi latihan ini, kemampuan scanning para pemain turut diasah. Mereka harus aktif mengamati situasi di sekitar sebelum menerima bola, memahami posisi rekan setim, lawan, serta ruang kosong yang bisa dimanfaatkan.

Kategori :