BELITONGEKSPRES.COM - Badan Gizi Nasional (BGN) berkomitmen untuk menjalankan program Makan Bergizi Gratis (MBG) meskipun menghadapi tantangan besar dalam hal sumber daya manusia (SDM). Saat ini, BGN hanya memiliki 28 staf, yang terdiri dari kepala dan wakil kepala badan di tingkat eselon 1 dan 2, serta tenaga kerja yang belum mendapatkan imbalan, tetapi didorong oleh semangat nasionalisme.
Pelaksana Tugas Direktur Tata Kelola Pemenuhan Gizi BGN, Ermia Sofiyessi, menjelaskan bahwa meski anggaran dan ketersediaan SDM perlu ditingkatkan, mereka optimis dapat memenuhi semua kebutuhan untuk pelaksanaan program MBG, terutama di daerah di luar Pulau Jawa. Namun, saat ini, BGN belum memiliki perwakilan yang dapat langsung menjalankan program di daerah.
Kendati keterbatasan ini, BGN memandangnya sebagai tantangan yang harus dihadapi dengan optimisme demi tujuan besar: memastikan anak-anak Indonesia tumbuh dengan baik. Dukungan dari berbagai pihak baik kementerian, lembaga, pemerintah daerah, maupun sektor swasta menjadi faktor penguat tekad BGN dalam menyukseskan program ini sesuai target.
BGN menargetkan pembentukan 5.000 satuan pelayanan pemenuhan gizi (SPPG) yang akan memimpin operasional dapur umum MBG pada pertengahan 2025. Setiap SPPG diharapkan dapat memproduksi 3.000 paket makanan bergizi, menjangkau 15-17,5 juta penerima manfaat hingga September 2025 dengan anggaran sebesar Rp71 triliun.
BACA JUGA:Mendikdasmen Sebut Nasib Sistem Zonasi dalam PPDB 2024/2025 Segera Diputuskan Presiden
BACA JUGA:Menag Nasaruddin Umar dapat Penilaian Kinerja Terbaik dalam 100 Hari Kabinet Merah Putih
BGN juga memastikan bahwa setiap SPPG akan melibatkan seorang ahli gizi dan akuntan untuk memastikan distribusi makanan berjalan lancar, serta menjaga kualitas dan standar gizi yang diberikan kepada anak-anak dan ibu hamil. (antara)