BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyoroti fenomena menarik mengenai 10 juta orang kaya Indonesia yang lebih memilih berbelanja di luar negeri untuk mendapatkan produk asing. Dalam pandangannya, sikap ini disayangkan karena mereka seharusnya bisa berkontribusi lebih besar terhadap perekonomian nasional.
“Masalah utama yang kita hadapi adalah bahwa kelompok elit ini, yang berjumlah sekitar 10 juta orang, sering kali tidak berbelanja di Indonesia,” jelas Airlangga saat menghadiri acara BNI Investor Daily Round Table dan BNIdirect Appreciation Night 2024 di Hotel Mulia, Jakarta, pada Rabu, 15 Januari.
Airlangga juga mencatat adanya sensitivitas harga di kalangan konsumen ini. Perubahan harga suatu produk ternyata mempengaruhi perilaku belanja mereka. “Ada kecenderungan untuk lebih sensitif terhadap harga dan variasi produk. Sayangnya, banyak dari mereka lebih memilih untuk berbelanja di luar negeri,” tambahnya.
Namun, meski ada kecenderungan tersebut, Airlangga menggarisbawahi bahwa indeks konsumsi di Indonesia tetap menunjukkan angka yang cukup tinggi. Dia merujuk pada sejumlah program yang telah dilakukan, termasuk Hari Belanja Online Nasional 2024 (Harbolnas), yang berhasil mencatat transaksi mencapai Rp 31,2 triliun antara 10 hingga 16 Desember tahun lalu.
BACA JUGA:Menuju Swasembada 2027, Menko Zulhas Tegaskan Tidak Ada Impor Pangan
BACA JUGA:BPS: Sekitar 52 Persen Penduduk Miskin Berada di Pulau Jawa
“Indeks konsumsi kita masih dalam posisi yang baik. Program-program yang diluncurkan, termasuk Harbolnas, menunjukkan respons yang positif dan peningkatan dibandingkan tahun lalu,” ungkapnya, menekankan pentingnya program promosi untuk mendorong belanja di dalam negeri.
Dengan cara ini, Airlangga berharap bahwa masyarakat, khususnya yang berasal dari kalangan atas, dapat lebih menyadari pentingnya berkontribusi terhadap perekonomian lokal dengan berbelanja di Indonesia. (beritasatu)