Kurikulum Merdeka Ajak Orang Tua Lebih Dekat dengan Anak

Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek) berkolaborasi dengan multipihak guna memperkuat implementasi Kurikulum Merdeka melalui Lesson Study Pembelajaran Matematika SD di Jakarta pada Rabu (21/8/2024). (ANTARA/HO-BKHM Keme--

Pendidikan anak tidak hanya menjadi tanggung jawab guru di sekolah, melainkan juga orang tua di rumah. Pada "Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024", gambaran keterlibatan orang tua dalam proses pendidikan anak tersebut turut dihadirkan, melalui pameran digital.

Dari pameran tersebut terdapat enam hasil karya orang tua yang terpilih. Karya-karya ini menampilkan berbagai pengalaman dan cerita inspiratif dari orang tua yang menunjukkan bagaimana kolaborasi antara sekolah dan keluarga dapat mendukung pendidikan anak secara efektif.

Pameran yang digagas oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) ini untuk mengabarkan bagaimana semua pihak harus terlibat dalam proses pendidikan untuk menyiapkan Generasi Emas 2045.

Dari enam karya yang terpilih, salah satunya berjudul "Mendongeng Seru Bersama Ayahku" karya dari Tri Sujarwo. Foto ini termasuk dalam karya terpilih pada kategori orang tua.

BACA JUGA:Posisi Strategis Gas Bumi dalam Transisi Energi

Karya ini berupa foto yang menangkap momen keceriaan saat Tri mendongeng kepada putranya, Albiruni, menggunakan boneka tangan bernama Bruno. Tri menyebut bahwa mendongeng dengan boneka membuat cerita menjadi lebih hidup dan menyenangkan bagi anaknya.

Mendongeng dengan boneka tangan, bagi dia membuat anak lebih tertarik pada cerita. Tri  selalu berusaha menyisipkan pesan moral yang bisa dipahami, dan metode mendongeng ini membuat pesan tersebut lebih mudah diterima oleh anak tanpa terkesan menggurui.

Dirinya merasa sangat senang dan bangga karena karyanya terpilih sebagai salah satu Karya Terbaik dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.

Bagi Tri Sujarwo, mendongeng adalah salah satu bentuk partisipasi orang tua dalam mendukung proses belajar anak sesuai dengan prinsip Kurikulum Merdeka, di mana orang tua dapat berperan aktif dalam memperkaya pengalaman belajar anak di luar lingkungan sekolah, menjadikan pembelajaran lebih menyenangkan dan bermakna.

BACA JUGA:Mengamati Konteks Super Diversitas (Catatan Perjalanan Program AFS 2024)

Terlebih lagi, dalam Kurikulum Merdeka, orang tua memainkan peran penting dalam proses belajar anak. Oleh karena itu, dia merasa sangat bersyukur dan bangga bisa menjadi salah satu karya terpilih dalam Potret Cerita Kurikulum Merdeka 2024.

Tidak hanya Tri Sujarwo, karya terpilih lainnya datang dengan judul "Aku Cinta Buku Sejak Kecil" karya Hastuti Madyaning Utami. Hastuti, orang tua dari Azzam, seorang murid TK Pertiwi Mardisiwi Bandingan Sigaluh, Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, membiasakan anaknya membaca setidaknya 15 menit setiap hari sejak usia dini. Kegiatan itu sudah dilakukan sejak anaknya berusia satu tahun.

Para orang tua sadar bahwa edukasi dan kebiasaan untuk membaca harus ditanamkan sejak dini, agar saat dewasa anak-anak tidak malas untuk membaca yang merupakan gerbang untuk memasuki beragai bidang ilmu pengetahuan.

“Menurut saya, literasi harus ditanamkan sejak dini, bahkan sejak bayi. Saya dan suami membiasakan anak kami membaca minimal 15 menit sehari dengan buku yang sesuai usianya. Kebiasaan ini akan memberikan efek yang sangat positif bagi perkembangan literasi dan numerasi anak sekaligus membuatnya semakin cinta belajar.” tambah Hastuti.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan