Bernard van Aert Pebalap Sepeda Indonesia Gagal Raih Medali di Olimpiade Paris, Pelatih Berikan Penjelasan
Bernard saat berlomba di Cabor Sepeda Velodrome di Olimpiade Paris 2024. -NOC Indonesia---
JAKARTA, BELITONGEKSPRES.COM – Pebalap sepeda Tim Indonesia, Bernard van Aert, belum berhasil meraih medali di Olimpiade Paris 2024.
Dalam pertandingan di Velodrome National de Saint-Quentin-en-Yvelines, Prancis, pada Kamis, 8 Agustus 2024, Bernard menempati posisi ke-20 di nomor omnium.
Pelatih Balap Sepeda Tim Indonesia, Dadang Haris Poernomo, mengidentifikasi tiga faktor utama yang menyebabkan kegagalan Bernard. Pertama, Dadang menjelaskan bahwa performa Bernard menurun di awal kompetisi karena kecepatan velodrome yang sangat tinggi. “Bernard kehabisan energi pada nomor-nomor awal karena upaya maksimal untuk meningkatkan gearing-nya,” kata Dadang pada Sabtu, 10 Agustus 2024.
Kedua, Dadang menyebut bahwa meskipun Bernard mampu mengatur tempo dengan baik, dia kesulitan dalam balapan scratch, di mana Bernard yang sudah kehilangan poin hanya bisa bertahan.
BACA JUGA:Klub Inggris Bidik De Ligt dan Mazraoui, Manchester United Siapkan Dana 70 Juta Euro
BACA JUGA:Jelang Kulifikasi Piala Asia, Nova Arianto Fokus Cari Bek untuk Perkuat Timnas U-17
Ketiga, pada balapan elimination, Bernard mengalami masalah komunikasi saat start. "Bernard tidak mendengar bel karena suara penonton yang terlalu bising. Akibatnya, dia merasa balapan belum dimulai dan bingung saat dipanggil untuk eliminasi," jelas Dadang.
Di race terakhir, points race, Bernard kehabisan tenaga dan mengalami dua kali overlap, yang menyebabkan poinnya menurun drastis menjadi minus 40. Bernard saat ini sedang dalam masa pemulihan dan akan menjalani evaluasi mendalam terkait penampilannya di Olimpiade Paris 2024.
Dadang juga mencatat bahwa banyak pebalap unggulan dari negara lain juga kesulitan di nomor omnium yang memiliki kecepatan tinggi. Pebalap Jepang, Selandia Baru, dan Italia, serta Ethan Eigner dari Inggris, yang biasanya tampil kuat, juga mengalami kesulitan. “Kecepatan balapan yang sangat tinggi memang mempengaruhi performa banyak pebalap,” tambah Dadang.
"Pada balapan pertama, scratch race, kecepatan mencapai 109 km/jam selama 10 km, dengan kecepatan rata-rata hampir 59 km/jam. Itu membuat Bernard kehabisan tenaga lebih cepat dari yang diperkirakan," tutupnya. (dis)