Teknologi Geospasial untuk Manajemen Sumber Daya Lahan

Operator mengoperasikan mesin pertanian untuk memanen padi di Kabupaten Pinrang, Sulawesi Selatan, Minggu (7/4/2024). ANTARA FOTO/Arnas Padda/tom--

Teknologi data besar, internet, dan kecerdasan buatan telah mentransformasi teknologi geospasial menjadi lebih mudah digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

Penerapan paling nyata dalam kehidupan adalah penggunaan google map yang berintegrasi dengan beragam bisnis transportasi, logistik, perhotelan, hingga kuliner.

Prinsip teknologi geospasial adalah informasi lokasi obyek seperti jarak dan akses menjadi basis pengambilan keputusan pada sebuah layanan.

Di masa lalu informasi lokasi sulit dikuantifikasi secara kongkrit oleh khalayak umum sehingga terkesan abstrak.

Padahal di era 70-an teknologi geospasial masih mengandalkan foto udara yang harus dicetak lalu ditafsirkan oleh ahli di sebuah laboratorium foto udara untuk memperoleh informasi.

BACA JUGA:World Water Forum Sebagai Upaya Mencapai Keadilan Akses Air Bersih

Meja gambar yang besar serta stereoskop menjadi alat manual seorang ahli yang mendominasi peralatan sebuah laboratorium.

Kini wajah laboratorium telah berubah menjadi hanya komputer meja, komputer jinjing, atau hanya telepon genggam.

Teknologi geospasial memang dapat dipandang sebagai leburan baru dari pengetahuan Sistem Informasi Geografis (SIG), Penginderaan Jauh (PJ), dan global position system (GPS).

Pengetahuan SIG berperan pada analisis spasial, sementara PJ mencoba memahami objek di bumi dari jarak jauh dengan berbagai wahana seperti satelit, pesawat, dan terkini drone atau pesawat tanpa awak yang dikendalikan remote control atau android.

Sedangkan GPS merekam posisi lokasi secara akurat dan dinamis.

Peleburan tiga pengetahuan di atas juga berdampak pada bidang pertanian. Teknologi geospasial kini digunakan untuk keperluan analisis sumberdaya lahan, penilaian kualitas lahan, hingga rekomendasi pemupukan.

Belakangan teknologi geospasial juga dipakai pada pertanian presisi seperti manajemen sumberdaya yang lebih detil, deteksi dini ancaman serangan organisme pengganggu tanaman (OPT), pemantauan kualitas lahan dan tanaman, estimasi produksi dan upaya meningkatkan produksi, hingga prediksi penilaian dan pengelolaan bahaya alami di masa depan.

BACA JUGA:Menilik Peluang Pembentukan Global Water Fund di Masa Depan

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan