Bapanas: Penyebab Beras Mahal Tingginya Harga Gabah di Tingkat Petani
Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi. (Muhamad Ridwan/JawaPos.com)--
BELITONGEKSPRES.COM, Kepala Badan Pangan Nasional (NFA), Arief Prasetyo Adi, menyampaikan bahwa harga beras di beberapa wilayah semakin tinggi, terutama disebabkan oleh harga gabah yang masih tinggi.
Menurutnya, pada bulan Januari dan Februari tahun ini, terdapat ketidakseimbangan antara produksi dan konsumsi beras.
Arief menjelaskan bahwa meskipun harga beras meroket dan harga gabah meningkat, para petani merasa senang dan bersemangat untuk menanam padi. Dia menegaskan bahwa pemerintah terus berusaha menyeimbangkan pasokan beras dari hulu sampai hilir.
Arief optimis bahwa harga beras akan menjadi lebih stabil setelah stok beras Indonesia mencapai 3,5 juta ton pada bulan Maret mendatang.
Namun demikian, Arief menyatakan bahwa harga beras saat ini sulit menyamai harga dua tahun lalu karena biaya produksi seperti pupuk, sewa lahan, dan upah tenaga kerja mengalami kenaikan.
BACA JUGA:Xiaomi Redmi Note 13 Series Dirilis Akhir Bulan Ini, Intip Spesifikasi dan Harganya
BACA JUGA:Bank Mandiri Dukung Pemerataan Pembangunan Melalui Penyaluran Kredit Infrastruktur
Harga beras premium di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) mencapai Rp 18.000 per kilogram pada tanggal 12 Februari lalu.
Salah satu pedagang beras di pasar tersebut mengatakan bahwa kenaikan harga beras sejalan dengan kenaikan harga gabah dan beras di tingkat petani. Harga beras premium di tingkat petani saat ini bahkan sudah mencapai Rp 16 ribu per kilogram.
Berdasarkan data resmi dari PIBC, harga beras premium Cianjur Kepala naik menjadi Rp 18.500 per kilogram, sementara beras premium Cianjur Slyp naik menjadi Rp 16.922 per kilogram. Harga beras premium setra menjadi Rp 15.857 per kilogram dan beras premium IR 42 (Pera) naik menjadi Rp 15.523 per kilogram.