Tingkat Kesadaran Bencana, BPBD Babel Gencar Edukasi Masyarakat
Kepala BPBD Provinsi Kepulauan Babel Mikron Antariksa saat meninjau banjir rob di Jalan Balai Pangkalpinang beberapa waktu lalu. (ANTARA/HO-Humas BPBD Babel)--
BELITONGEKSPRES.COM, PANGKALPINANG - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (Babel) terus berupaya meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap potensi bencana alam.
Dalam menghadapi tantangan cuaca ekstrem, BPBD Babel menjalin kerja sama erat dengan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) untuk menyebarkan informasi terkini seputar cuaca dan potensi bencana.
Kepala BPBD Babel, Mikron Antariksa, mengungkapkan komitmen pihaknya untuk mengoptimalkan edukasi di desa-desa dan kelurahan yang rawan bencana di Negeri Bumi Serumpun Sebalai.
"Kami akan menyampaikan informasi secara langsung kepada masyarakat, terutama di wilayah-wilayah yang memiliki risiko tinggi terhadap bencana seperti banjir dan longsor, terutama pada musim hujan ekstrim ini," ujar Mikron Antariksa, Senin, 29 Januari 2024,
Selama musim hujan tahun ini, BPBD Babel telah mengidentifikasi 33 lokasi rawan banjir, dengan sejumlah wilayah di Kota Pangkalpinang, Bangka Barat, Bangka Tengah, Belitung, Belitung Timur, Bangka Selatan, dan Kabupaten Bangka.
Daerah tersebut meliputi 9 lokasi di Kota Pangkalpinang, 5 lokasi di Bangka Barat, 4 lokasi di Bangka Tengah, 3 lokasi di Belitung, 3 lokasi di Belitung Timur, 5 lokasi di Bangka Selatan, dan di Kabupaten Bangka 4 lokasi.
BACA JUGA:Bawaslu Bangka: Perangkat Desa Harus Netral di Pemilu 2024
BACA JUGA:Madu Teran Beltim Kantongi Sertifikat IG, Jadi Motor Penggerak Ekonomi
"Kami fokus untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat agar lebih waspada dan memiliki pengetahuan mengenai tindakan yang harus diambil saat menghadapi bencana alam," tambah Mikron Antariksa.
Salah satu wilayah yang sering kali terdampak adalah Kampung Ulu Mentok, Kabupaten Bangka Barat. Dengan langkah-langkah edukasi ini, BPBD Babel berharap dapat mengurangi potensi korban jiwa dan kerugian materi yang diakibatkan oleh bencana alam.
"Kami berkoordinasi dengan BPBD kabupaten/kota untuk merancang program edukasi yang holistik, mencakup pencegahan, respons darurat, dan pemulihan pasca bencana. Hal ini tidak hanya meningkatkan kewaspadaan, tetapi juga meminimalkan dampak bencana secara keseluruhan," ungkapnya.