Kepala BGN: 30 Ribu Ahli Gizi Dibutuhkan untuk Wujudkan Program Makan Bergizi Gratis

Kepala Badan Gizi Nasional Dadan Hindayana (baris kedua, empat dari kiri) dalam simposium makan bergizi gratis bersama Indofood di Jakarta, Senin (25/11/2024). -Lintang Budiyanti Prameswari.-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Dadan Hindayana menyampaikan bahwa untuk mewujudkan program Makan Bergizi Gratis (MBG), dibutuhkan sekitar 30 ribu ahli gizi yang akan ditempatkan di setiap satuan layanan BGN di berbagai daerah. 

Program ini bertujuan untuk menyesuaikan kebutuhan gizi berdasarkan karakteristik lokal setiap wilayah.

"Setiap daerah memiliki kebutuhan gizi yang berbeda, jadi ahli gizi akan memiliki kewenangan untuk menyesuaikan program di masing-masing daerah. Minimal, kami membutuhkan 30 ribu ahli gizi untuk melaksanakan program ini," jelas Dadan setelah mengikuti Simposium Program Makan Bergizi Gratis di Jakarta pada Senin.

Ia juga mengungkapkan bahwa BGN telah membentuk satuan layanan yang tersebar di 34 provinsi. Masing-masing satuan layanan akan diisi oleh tiga pegawai BGN pusat: seorang pejabat pembuat komitmen (PPK), seorang ahli gizi, dan seorang ahli keuangan.

BACA JUGA:Gubernur Kepri Sebut Pemerintah Rencanakan Pengoperasian Pesawat N219 Perkuat Konektivitas Antar Pulau

BACA JUGA:Presiden Prabowo Bahas UMP 2025 dalam Rapat Terbatas dengan Menteri Ketenagakerjaan

Target awal untuk program MBG adalah mencakup 82,9 juta penerima manfaat, yang diperkirakan akan selesai paling lambat pertengahan tahun 2025. 

"Program ini akan dimulai pada 2 Januari 2025, dengan pelaksanaan secara bertahap di 930 titik, dari Sabang hingga Merauke, dengan menu makanan bergizi seimbang," ujar Dadan. Ia berharap, pada akhir tahun ini atau paling lambat pertengahan tahun depan, target penerima manfaat akan tercapai.

Dalam penjelasannya, Dadan juga mengungkapkan bahwa terdapat lima kategori rumah tangga di Indonesia, mulai dari kategori miskin, menengah-miskin, kelas menengah, menuju kelas atas, hingga kelas atas. 

Ia menambahkan bahwa keluarga kelas atas biasanya beranggotakan rata-rata 2,84 orang, sementara keluarga miskin cenderung beranggotakan sekitar enam orang. "Hal ini menunjukkan bahwa keluarga kaya tidak mengalami regenerasi yang signifikan, sementara keluarga miskin tetap tumbuh pesat," tuturnya. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan