Peternak Menjerit: Kuota Susu Lokal Dibatasi, 78 Persen Kebutuhan Dipenuhi Melalui Impor
Sample susu sapi yang siap dikonsumsi -HENDRA EKA-JAWA POS
BELITONGEKSPRES.COM - Dalam sebuah video yang beredar, terlihat seorang petani susu di Pasuruan, Jawa Timur, yang memutuskan untuk membuang hasil susu perahnya.
Keputusan tersebut diambil lantaran pabrik pengolahan susu di wilayah tersebut menolak menerima susu hasil perahannya. Hal ini diduga terkait dengan adanya pembatasan kuota penerimaan susu lokal yang diberlakukan oleh pabrik.
Ketergantungan pada susu impor selama beberapa tahun terakhir semakin memperburuk situasi ini. Data dari Badan Pusat Statistik (BPS) pada tahun 2020 menunjukkan bahwa 78 persen kebutuhan susu di Indonesia dipenuhi melalui impor, sementara susu lokal hanya mampu menyumbang 22 persen dari kebutuhan dalam negeri.
Namun, mengapa susu lokal kurang bersaing dengan susu impor? Ada beberapa alasan yang perlu dipertimbangkan, seperti yang dikutip dari Jawapos Radar Jogja, Senin, 11 November.
BACA JUGA:Perudah Jamaah di Tanah Suci: BSI Tinggal Tunggu Lisensi Pembukaan Cabang di Arab Saudi
BACA JUGA:Celios: Kenaikan UMR 10 Persen 2025 Dinilai Mampu Dorong Pertumbuhan Ekonomi
Pertama, permintaan akan susu sapi di Indonesia terus meningkat, didorong oleh program pemerintah, seperti rencana Presiden Prabowo Subianto untuk memperkenalkan program makanan bergizi gratis, termasuk susu, yang diperkirakan akan memacu peningkatan konsumsi susu nasional.
Kedua, produksi susu lokal di Indonesia masih terbilang rendah. Kurangnya minat generasi muda dalam sektor pertanian dan peternakan, khususnya dalam budi daya susu sapi, menjadi salah satu faktor penyebabnya.
Selain itu, populasi sapi perah di Indonesia masih terbatas, sehingga produksi susu lokal belum dapat memenuhi kebutuhan yang ada.
Kualitas susu lokal juga sering dianggap kalah dibandingkan produk impor. Meski demikian, alasan ini masih menjadi perdebatan, karena belum ada bukti konkret yang menunjukkan bahwa teknologi pengolahan susu di Indonesia tidak memadai.
Kejadian seperti yang dialami petani susu di Pasuruan ini mengingatkan kita akan pentingnya pengembangan sumber daya lokal. Geografis Indonesia sebenarnya sangat mendukung untuk peternakan sapi perah, dan potensi ini seharusnya bisa dimanfaatkan dengan lebih baik oleh pemerintah.
Jika pemanfaatan sumber daya lokal tidak segera ditingkatkan, ketergantungan Indonesia pada impor susu akan terus berlanjut, yang bisa berdampak pada ketahanan pangan nasional. (jpc)