Sri Mulyani Pastikan Program Makan Bergizi Gratis 2025 Cakup Ibu Hamil, Menyusui, dan Balita
PROGRAM BARU: Siswa SDN Tugu Jebres, Solo, menyantap paket uji coba makan siang gratis di sekolah mereka, Kamis (25/7). (M. IHSAN/JAWA POS RADAR SOLO)--
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengonfirmasi bahwa Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang akan diluncurkan pada tahun 2025 akan mencakup ibu hamil, ibu menyusui, serta balita sebagai sasaran utamanya.
Pernyataan ini disampaikan Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna Ke-4 DPR RI Masa Persidangan I Tahun Sidang 2024-2025 di Jakarta, Selasa, sebagai tanggapan atas masukan Anggota DPR terkait program tersebut dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2025.
“Pemerintah sepakat dengan usulan fraksi bahwa Program Makan Bergizi Gratis perlu mencakup ibu hamil, ibu menyusui, dan balita,” kata Sri Mulyani.
Langkah ini diharapkan dapat meningkatkan kecukupan gizi, mendukung perkembangan kecerdasan anak, dan mengatasi masalah stunting. Pencegahan stunting merupakan prioritas utama dalam kebijakan kesehatan pemerintah. Untuk tahun depan, pemerintah telah mengalokasikan anggaran kesehatan sebesar Rp197,8 triliun.
BACA JUGA:Pasca Gempa Magnitudo 5.5 di Gunung Kidul, BMKG Laporkan 77 Gempa Susulan
BACA JUGA:Gempa Susulan Mengguncang Selatan Gunung Kidul, Dipicu Aktivitas Megathrust DIY
Selama dekade terakhir, dari 2013 hingga 2023, pemerintah berhasil menurunkan prevalensi stunting dari 37,2 persen menjadi 21,5 persen.
Sri Mulyani menegaskan pentingnya mempercepat upaya tersebut. “Kami akan fokus pada intervensi stunting yang berbasis wilayah, terutama pada 12 provinsi prioritas dan intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan,” jelasnya.
Dalam Buku II Nota Keuangan Tahun Anggaran 2025, Program Makan Bergizi Gratis diuraikan sebagai inisiatif untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM) dan daya saing. Program ini mencakup pemberian makanan bergizi dan susu gratis di sekolah dan pesantren, serta bantuan gizi untuk balita dan ibu hamil/menyusui yang berisiko mengalami stunting.
Selain menambah asupan nutrisi, Program MBG diharapkan dapat meningkatkan kehadiran siswa di sekolah, mengurangi angka absensi dan putus sekolah, serta memperbaiki kualitas pendidikan. Dengan melibatkan UMKM lokal dalam penyediaan makanan, program ini juga bertujuan memberikan dampak ekonomi positif.
BACA JUGA:Gempa 5,8 Magnitudo Guncang Yogyakarta, Warga Berhamburan Keluar Rumah
BACA JUGA:Perkuat Kapabilitas SAR, Basarnas Selenggarakan FKP3 Tingkat Pusat
Program MBG dianggarkan sekitar Rp71 triliun, atau sekitar 0,29 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB), mencakup biaya makanan, distribusi, dan operasional lembaga.
Program ini diharapkan tidak hanya memperbaiki kualitas SDM tetapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi sebesar 0,10 persen dan menciptakan 0,82 juta lapangan kerja melalui pemberdayaan UMKM. (jpc)