Hendrya Sylpana

Ekonomi Indonesia Mampu Tunjukkan Kinerja Solid

Suasana bongkar muat peti kemas di kawasan Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Kamis (9/5/2024). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/YU--

Setelah beberapa tahun diguncang pandemi COVID-19, dunia akhirnya mendapatkan titik terang karena diproyeksikan dapat tumbuh stabil pada 2024 di angka 2,6 persen, meski ketegangan geopolitik dunia dan suku bunga global yang bertahan tinggi untuk waktu lama masih membayangi.

Pertumbuhan tersebut terutama disebabkan oleh berlanjutnya ekspansi ekonomi AS yang solid. Pada tahun 2025 -- 2026, ekonomi global diperkirakan dapat meningkat hingga rata-rata 2,7 persen, seiring dengan menguatnya pertumbuhan perdagangan dan pelonggaran kebijakan moneter yang luas namun terukur guna mendukung aktivitas ekonomi.

Namun, angka pertumbuhan tersebut jauh di bawah rata-rata 3,1 persen pada dekade sebelum COVID-19. Baik negara-negara maju maupun negara-negara berkembang akan tumbuh lebih lambat dibandingkan dekade sebelum pandemi COVID-19. Demikian menurut laporan Prospek Ekonomi Global terbaru dari Bank Dunia.

Pertumbuhan global pada 2024 -- 2025 juga masih akan berada di bawah rata-rata pertumbuhan pada 2010 di hampir 60 persen negara, yang mewakili lebih dari 80 persen populasi global. Di tengah meningkatnya eskalasi konflik, prospek di banyak negara yang rentan masih tetap lemah.

BACA JUGA:Mengajak Masyarakat Melek Transplantasi Melalui 'Transplant Fest' 2024

Sementara, negara-negara berkembang pada tahun 2024 -- 2025 diproyeksikan akan tumbuh rata-rata sebesar 4 persen, sedikit lebih lambat dibandingkan tahun 2023.

Adapun inflasi global diperkirakan melambat menjadi 3,5 persen pada tahun 2024 dan 2,9 persen pada 2025, namun laju penurunan inflasi lebih lambat dari perkiraan sebelumnya.

Tiongkok akan tumbuh melambat pada 2024 dan semakin melambat pada tahun 2025 -- 2026, dengan tantangan siklus yang membebani pertumbuhan dalam waktu dekat seiring dengan berlanjutnya perlambatan struktural.

Tidak termasuk Tiongkok, pertumbuhan negara-negara berkembang (emerging market and developing economies ) diproyeksikan meningkat menjadi 3,5 persen pada 2024 dan kemudian menguat menjadi rata-rata 3,9 persen pada tahun 2025 -- 2026, seiring dengan menurunnya inflasi, kondisi keuangan yang membaik, dan permintaan eksternal yang meningkat.

Tantangan besar tetap ada di negara-negara yang rentan, termasuk negara-negara berpendapatan rendah (low-income country/LICs) dan negara-negara yang menghadapi tingkat konflik dan kekerasan yang tinggi, di mana prospek pertumbuhannya sangat memburuk.

BACA JUGA:Kontribusi Pegadaian Jaga Ketahanan Pangan Nasional Lewat TGIF

Menurut Kepala Ekonom dan Wakil Presiden Senior Grup Bank Dunia Indermit Gill, Indonesia dan India merupakan dua negara yang memiliki kinerja perekonomian yang solid (robust).

Indonesia diperkirakan akan memperoleh manfaat dari pertumbuhan kelas menengah dan policy ekonomi yang secara umum bijaksana, yang meningkat rata-rata sebesar 5,1 persen selama 2 tahun ke depan.

Adapun perekonomian India telah membaik didukung oleh permintaan domestik yang kuat dan melonjak dalam investasi, dan aktivitas jasa yang kuat.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan