Hendrya Sylpana

Tidak Libur

Dahlan Iskan--

TIDAK Ada libur Natal di Tiongkok. Kemarin adalah hari kerja biasa. Saya pun ke Jiangmen. Dua jam dari Macao. Jalan darat. Itu di pertengahan antara Macao-Guangzhou.

Saya ke satu pabrik besar di Jiangmen. Di mana-mana terlihat pabrik –pabrik apa saja. Kini sudah banyak pabrik yang dari luar tidak terlihat seperti pabrik.

Sudah berupa ''taman berpabrik'' atau ''pabrik bertaman''.

Lihatlah foto. Itu halaman depan pabrik yang saya kunjungi. Foto itu saya ambil dari lantai 3. Terlihat halaman yang luas dan indah.

Ada kolam air yang besar di depan –agar hongshui-nya baik. Ada taman yang dibentuk berbukit. Cocok dengan perbukitan yang tampak di kejauhan.

BACA JUGA:Devis Tresi

BACA JUGA:Trik SGIE

Yang istimewa, pohon-pohon zaitun itu. Zoom-lah foto itu.

Tampak sederet pohon zaitun yang dibonsai. Pohonnya tua tapi daunnya begitu sedikit.

Alangkah mahalnya pohon itu. Hanya jadi pajangan sebuah pabrik. Saya hitung jumlahnya: 12 pohon. Baru sekali ini saya lihat pohon zaitun dibuat bonsai –bonsai yang tinggi.

Asrama pekerjanya pun tidak terlihat seperti barak di masa lalu. Asrama itu sudah berbentuk apartemen pencakar langit. Saya hitung: tiga tower tinggi-tinggi.

Dari pabrik ini saya belajar: ternyata teknologi motor pun berkembang terus. Kini sudah ada as motor yang pakai insolasi. Insolasinya pun berupa metal dicampur tanah jarang. Bayangkan: tanah jarang untuk insolasi benda yang harus kuat dan berputar tiada henti.

Teknologi as tanah jarang itu tentu sangat baru: baru dua tahun terakhir. Tujuannya: agar as motor tidak mengalirkan panas sampai ke bearing. Dengan demikian bearing-nya lebih awet. 

Tidak disangka bahwa tanah jarang mulai dipakai di alat-alat mekanik. Demi efisiensi tinggi.

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan