Baca Koran belitongekspres Online - Belitong Ekspres

Menperin Upayakan Insentif untuk Industri Otomotif Tahun Depan

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita dalam acara Link and Match IKM Alat Angkut dengan Industri Besar di Jakarta, Selasa (2/12/2025)-Muzdaffar Fauzan-ANTARA

BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita menegaskan bahwa pemerintah akan tetap mengupayakan pemberian insentif bagi industri otomotif nasional pada tahun depan. Langkah ini dinilai penting mengingat sektor otomotif memiliki dampak ekonomi yang besar, termasuk penyerapan tenaga kerja dan nilai tambah ekonomi yang signifikan.

Agus menyebutkan bahwa sektor otomotif saat ini tengah mengalami kontraksi, sehingga stimulus diperlukan untuk mendukung kelangsungan industri. "Sektor ini terlalu penting untuk diabaikan. 

Forward dan backward linkage-nya besar, penyerapan tenaga kerja tinggi, nilai tambah ekonominya signifikan. Kami akan mengusulkan insentif atau stimulus kepada pemerintah untuk sektor otomotif," ujar Agus di Jakarta, Selasa.

Data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) menunjukkan penjualan mobil secara wholesales Januari-Oktober 2025 mencapai 634.844 unit, turun 10,6 persen dibanding periode sama tahun sebelumnya yang sebanyak 711.064 unit. Sementara retail sales tercatat 660.659 unit, turun 9,6 persen dari 731.113 unit pada tahun lalu.

BACA JUGA:Kemenperin Belum Terima Usulan Insentif Otomotif 2026, Fokus Dorong Kendaraan Listrik

BACA JUGA:Kemenperin: Industri Insentif Otomotif untuk Memperkuat Ekosistem dari Hulu ke Hilir

Agus menjelaskan bahwa insentif yang disiapkan mencakup sisi permintaan (demand) dan sisi persediaan (supply). "Merupakan tanggung jawab kami untuk memperjuangkan ini. Salah jika kami tidak melakukannya," tambahnya.

Sebelumnya, Juru Bicara Kemenperin Febri Hendri Antoni Arif menyebutkan penjualan kendaraan listrik (EV) mengalami lonjakan signifikan pada Oktober 2024 hingga Januari 2025 dibanding periode sama tahun sebelumnya. Namun, mayoritas pertumbuhan berasal dari kendaraan EV impor (CBU). 

Dari total 69.146 unit kendaraan EV yang terjual sepanjang 2025, sekitar 73 persen merupakan kendaraan impor, sehingga nilai tambah dan penyerapan tenaga kerjanya berada di luar negeri.

Sebaliknya, segmen kendaraan yang diproduksi di dalam negeri dan menjadi tulang punggung pasar otomotif nasional justru mencatat penurunan penjualan. Febri menekankan bahwa mengandalkan pertumbuhan di segmen tertentu tidak mencerminkan kondisi keseluruhan industri.

Saat ini, insentif yang diberikan untuk mobil listrik baterai penuh (BEV) berupa pembebasan bea masuk dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) nol persen. Namun, sebagian besar penerima insentif masih kendaraan impor, sehingga dampaknya terhadap industri domestik terbatas. (ant)

Tag
Share
Berita Terkini
Berita Terpopuler
Berita Pilihan