Bahasa Indonesia Resmi Jadi Program Studi S1 di Universitas Al-Azhar, Mesir
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Republik Indonesia Abdul Mu'ti pada acara Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah sekaligus Milad ke-27 Universitas Muhammadiyah Kudus (UMKU), di Crystal Building UMKU, Kudus, Jawa Tengah, Sabtu (22/11/2025)-Akhmad Nazaruddin Lathif-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Republik Indonesia, Abdul Mu'ti, mengumumkan bahwa Bahasa Indonesia resmi dibuka sebagai program studi sarjana (S1) di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, untuk pertama kalinya. Langsung pada pembukaan perdana, tercatat 350 mahasiswa asal Mesir mendaftar untuk mengambil jurusan ini.
Abdul Mu'ti menekankan bahwa langkah ini menjadi tonggak sejarah bagi penguatan posisi Bahasa Indonesia di kancah global. Saat ini, Bahasa Indonesia sudah diajarkan di 57 negara, baik melalui kursus maupun program studi formal di perguruan tinggi, bagi penutur asing.
“Keberhasilan ini adalah hasil kerja sama antara Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah dengan pemerintah untuk terus mengangkat martabat Bahasa Indonesia. Cita-cita besar kita di tahun 2045 adalah menjadikan Bahasa Indonesia salah satu bahasa resmi Perserikatan Bangsa-Bangsa,” ujar Abdul Mu'ti dalam sambutannya pada Refleksi Milad ke-113 Muhammadiyah dan Milad ke-27 Universitas Muhammadiyah Kudus, Sabtu di Crystal Building UMKU.
Dalam pidatonya, Abdul Mu'ti juga menyoroti pentingnya kesejahteraan spiritual dalam kemajuan bangsa. Ia menilai kemajuan materi saja tidak cukup, dan banyak negara maju di Barat tetap menghadapi persoalan sosial dan ketidakpuasan hidup. Contohnya, Jepang sebagai negara maju tetap memiliki tantangan sosial, meski kesejahteraan ekonominya tinggi.
BACA JUGA:Bahasa Indonesia Resmi Diajarkan di Universitas Al-Azhar pada November 2025
BACA JUGA:Kemenhaj Rampungkan Struktur Kantor Wilayah dan Kabupaten/Kota di Seluruh Indonesia
Menurut Abdul Mu'ti, individu yang memiliki landasan spiritual cenderung lebih bahagia, dan tren kesadaran spiritual kini meningkat di berbagai negara, termasuk di wilayah yang sebelumnya dikenal antiagama. Hal ini tercermin dari menurunnya jumlah penduduk yang menganut ateisme dan agnostik di dunia.
Karena itu, Abdul Mu'ti menegaskan pendidikan Indonesia harus mampu menghasilkan generasi yang unggul secara akademis sekaligus berlandaskan nilai moral, etika, dan spiritual, termasuk ajaran Al Quran.
Ia juga menekankan slogan perjuangan kedaulatan bahasa, “Bangga lahir dan mati dengan Bahasa Indonesia”, sebagai upaya menumbuhkan kebanggaan nasional melalui penguasaan bahasa ibu. (ant)