Polda Babel Ubah Ribuan Knalpot Brong Sitaan Jadi Rumpon, Efektifkah untuk Ikan?
Knalpot brong sitaan menjadi rumpon ikan--Instagram, disway.id
BELITONGEKSPRES.COM - Polda Kepulauan Bangka Belitung bekerja sama dengan PT Timah Tbk memanfaatkan ribuan knalpot brong sitaan menjadi rumpon ikan untuk mendukung nelayan sekaligus memperkaya habitat laut.
Sebanyak 2.100 knalpot hasil penertiban lalu lintas sejak 2017 hingga 2025 dipasang di perairan Rebo, Sungailiat, Bangka.
Direktur Lalu Lintas Polda Babel, Kombes Pringadhi Supardjan, menjelaskan inisiatif ini bertujuan memberi manfaat bagi lingkungan sekaligus memastikan barang sitaan digunakan produktif, bukan hanya disimpan atau dimusnahkan. Lima unit rumpon knalpot telah diturunkan ke dasar laut menggunakan kapal crane agar aman dan efektif sebagai tempat berkumpulnya ikan.
Meskipun ikan memang cenderung berkumpul di sekitar benda terapung atau terendam (Fish Aggregating Devices/FAD), penggunaan pipa knalpot memiliki sejumlah keterbatasan dari sisi efektivitas, keberlanjutan, dan keselamatan lingkungan.
BACA JUGA:DPR Minta Polri Patuhi Putusan MK Soal Larangan Duduki Jabatan Sipil
BACA JUGA:Kompolnas: Anggota Polri Masih Bisa Duduki Jabatan Sipil, Asal Terkait Tugas Kepolisian
Efektivitas Sebagai Habitat Laut
Ikan biasanya tertarik pada struktur yang menyediakan titik orientasi, bayangan, atau tempat berlindung. Pipa knalpot mungkin menarik sebagian ikan, tetapi bentuknya yang sempit, polos, dan minim tekstur membuatnya kurang efektif dibandingkan FAD atau terumbu buatan yang dirancang khusus.
Rumpon berbahan beton berongga, bambu, atau modul bercelah dapat mendukung pertumbuhan organisme kecil, alga, dan komunitas laut yang menjadi fondasi rantai makanan. Knalpot sendiri dirancang untuk kendaraan, bukan habitat biologis.
Risiko Lingkungan dan Keamanan
Beberapa perhatian terkait penggunaan knalpot bekas sebagai rumpon antara lain:
1. Komposisi Material
Knalpot bisa terbuat dari stainless steel atau baja karbon biasa. Jika bukan stainless berkualitas tinggi, logam cepat berkarat dan berpotensi melepaskan serpihan logam, residu minyak, sisa pembakaran, atau jejak logam berat yang mencemari perairan.
BACA JUGA:Langkah Menkomdigi Gandeng PPATK Berantas Judi Online Dapat Apresiasi DPR
BACA JUGA:Cuplikan Film Banyak Dipotong dan Diunggah Ulang di Medsos, DJKI Peringatkan Konten Kreator
2. Stabilitas dan Ketahanan