Menkeu Purbaya Optimistis Target Penerimaan Pajak 2025 Tercapai Meski Banyak Tantangan
Menkeu Purbaya Yudhi Sadewa saat ditemui di gedung Djuanda 1, Kemenkeu, Jakarta, Senin 27 Oktober 2025-Addin Anugrah Siwi-Beritasatu.com
BELITONGEKSPRES.COM - Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa mengakui adanya tantangan berat dalam mencapai target penerimaan pajak 2025, tetapi tetap optimistis kondisi ekonomi yang membaik menjelang akhir tahun akan membantu target APBN 2025 sebesar Rp 2.189,3 triliun tercapai.
Dalam video yang dibagikan melalui akun Instagram @menkeuri, Minggu 9 November, Purbaya menyebut kendala utama adalah melemahnya aktivitas ekonomi beberapa waktu terakhir. “Target susah dicapai bukan salah petugas pajak, tetapi karena ekonomi turun,” ujar Purbaya.
Meski begitu, Menkeu menegaskan bahwa performa penerimaan pajak diperkirakan akan membaik seiring langkah pemulihan ekonomi yang mulai menunjukkan hasil sejak September. “Kami tetap berupaya seoptimal mungkin. Mudah-mudahan penerimaan pajak membaik dan target tercapai,” tambahnya.
Purbaya juga menyoroti prospek penerimaan tahun depan yang lebih positif. Pemerintah menargetkan pertumbuhan ekonomi nasional mencapai 6%, yang diharapkan meningkatkan performa penerimaan pajak. Ia pun memberikan motivasi bagi para petugas pajak: “Teman pajak jangan putus asa, target pasti tercapai.”
BACA JUGA:Purbaya Pastikan Tak Akan Naikkan Pajak Sebelum Ekonomi Tumbuh 6 Persen
BACA JUGA:Penerimaan Pajak Ekonomi Digital Tembus Rp10,21 Triliun hingga September, Terbesar dari PPN PMSE
Tekanan penerimaan negara, menurut Purbaya, terutama berasal dari penurunan harga komoditas global, terutama sektor migas dan pertambangan. Sampai 30 September 2025, penerimaan negara tercatat sebesar Rp 1.516,6 triliun, mengalami kontraksi 2,9%.
Rinciannya, penerimaan pajak mencapai Rp 1.295,3 triliun atau turun 4,4%, sementara penerimaan kepabeanan dan cukai tumbuh 7,1% menjadi Rp 221,3 miliar. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP) tercatat sebesar Rp 344,9 miliar.
“Penurunan harga batu bara dan sawit menahan pertumbuhan PPh badan dan PPN dalam negeri, tetapi sektor manufaktur dan jasa tetap memberikan kontribusi positif,” jelas Purbaya. (beritasatu)