Bulog Percepat Distribusi Beras SPHP, Libatkan Pegadaian hingga Lapas
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menjawab pertanyaan awak media di sela peluncuran kemasan baru beras premium Befood Sentra Ramos pada acara "Befood Rice Up Your Day" di Jakarta, Minggu (2/11/2025)-Harianto-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Perum Bulog terus memperkuat strategi distribusi beras Program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan SPHP dengan melibatkan berbagai pihak, termasuk Pegadaian hingga lembaga pemasyarakatan di seluruh Indonesia.
Direktur Utama Bulog Ahmad Rizal Ramdhani menyampaikan bahwa upaya ini bertujuan mempercepat penyaluran sekaligus menjaga stabilitas harga beras di pasaran. Rizal menekankan bahwa keterlibatan seluruh stakeholder pemerintah menjadi kunci, termasuk Pegadaian sebagai titik distribusi baru yang memperluas jangkauan penyaluran SPHP.
Menurut Rizal, kerja sama juga dijalankan dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan Kemenimipas, sehingga seluruh lapas di Indonesia turut menyerap beras SPHP.
Sinergi lintas sektor ini didukung penuh oleh TNI, Polri, dan berbagai instansi pemerintah lainnya. Program bantuan pangan yang sedang bergulir turut menyerap lebih dari 360 ribu ton beras, menambah efektivitas distribusi.
BACA JUGA:DPR Minta Bulog Batasi Penyimpananan Stok Beras Maksimal Enam Bulan
BACA JUGA:Bapanas Pastikan Perputaran Stok Beras Maksimal 6 Bulan untuk Menjaga Kualitas
Hingga saat ini, penyaluran beras SPHP telah mencapai lebih dari 560 ribu ton. Rizal menekankan tingginya minat masyarakat terhadap beras pemerintah ini karena kualitasnya terjaga dan memang disiapkan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.
Bulog optimistis bahwa kolaborasi dengan berbagai pihak akan semakin memperkuat ketahanan pangan nasional dan menjaga keseimbangan harga beras di seluruh wilayah Indonesia.
Program SPHP 2025 awalnya dirancang untuk berlangsung sepanjang tahun dengan target total distribusi 1,5 juta ton. Penyaluran disesuaikan dengan kondisi produksi nasional.
Pada Januari-Februari 2025, penyaluran dilakukan karena produksi beras menurun, dengan realisasi 181,1 ribu ton terbagi dalam dua tahap, yakni 100,9 ribu ton di awal tahun dan 80,2 ribu ton menjelang Idul Fitri.
BACA JUGA:Bapanas Ancam Pihak yang Mainkan Harga dan Mutu Beras, Sanksi Pidana dan Denda Miliaran
BACA JUGA:Indonesia Tidak Impor Beras Sepanjang 2025, Stok Nasional Capai 4 Juta Ton
Distribusi SPHP sempat dihentikan sementara saat panen raya agar harga gabah petani tetap minimal Rp6.500 per kilogram sesuai arahan Presiden Prabowo Subianto, kecuali untuk daerah tertentu seperti Papua yang tetap mendapat subsidi.
Setelah panen raya, penyaluran SPHP kembali dibuka sejak Juli dan ditargetkan mencapai 1,3 juta ton hingga Desember 2025. Harga beras SPHP dijual sesuai harga eceran tertinggi HET, Rp12.500 per kilogram untuk zona 1 mencakup Jawa, Lampung, Sumatra Selatan, Bali, NTB, Sulawesi; Rp13.100 per kilogram untuk zona 2 mencakup Sumatra selain Lampung dan Sumsel, NTT, Kalimantan; dan Rp13.500 per kilogram untuk zona 3 meliputi Maluku dan Papua. Pembelian dibatasi maksimal dua kemasan per orang dan dilarang diperjualbelikan kembali.