Kemensos Pastikan Siswa Sekolah Rakyat yang Mundur Langsung Diganti Peserta Baru
Mensos Saifullah Yusufdiwawancara saat kunjungan ke Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Kota Tangerang Selatan, Banten, Minggu (19/10/2025)-Azmi Samsul M-ANTARA
BELITONGEKSPRES.COM - Kementerian Sosial memastikan seluruh siswa yang mundur dari Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 33 Tangerang Selatan segera mendapat pengganti. Menteri Sosial Saifullah Yusuf menegaskan, pemerintah tidak akan membiarkan kursi pendidikan gratis itu kosong lama karena masih banyak calon siswa yang menunggu antrean untuk masuk.
Menurutnya, pengunduran diri adalah hak siswa, namun pemerintah akan terus membuka kesempatan bagi anak-anak dari keluarga miskin dan miskin ekstrem agar tetap bisa bersekolah melalui program Sekolah Rakyat. Ia menekankan, program ini merupakan wujud nyata komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk menjangkau mereka yang sebelumnya belum tersentuh layanan pendidikan layak.
“Kalau ada yang mundur, kami hormati keputusannya. Tapi banyak sekali yang ingin masuk. Semua biaya dijamin negara, jadi akan langsung kami ganti dengan peserta baru,” kata Saifullah Yusuf di Tangerang, Minggu.
Ia menjelaskan, sebagian siswa yang mundur dari SRMA 33 Tangerang Selatan mengaku kesulitan beradaptasi dengan sistem sekolah berasrama. Beberapa merasa tidak betah atau mengalami homesick karena belum terbiasa dengan lingkungan pendidikan yang disiplin dan teratur. “Ada yang belum terbiasa bangun subuh, ikut kegiatan, dan belajar terjadwal. Tapi ke depan, kami akan lebih perkuat asesmen agar siswa yang masuk benar-benar siap,” ujarnya.
BACA JUGA:Mensos Sebut Lulusan Sekolah Rakyat Dapat Jaminan Kerja dan Beasiswa
BACA JUGA:Sekolah Garuda Angin Segar Dunia Pendidikan, Diperkuat IELTS, SAT, dan Proyek Kolaboratif
Sebelum diterima di Sekolah Rakyat, para siswa wajib melalui proses verifikasi dan asesmen oleh pendamping Program Keluarga Harapan (PKH). Pendamping akan memeriksa kesesuaian data dengan kondisi lapangan serta meminta persetujuan orang tua.
Dari total 150 siswa di SRMA 33 Tangsel, sebanyak sembilan di antaranya telah mengundurkan diri, sehingga kini tersisa 141 siswa aktif. Menurut laporan Kementerian Sosial, sebagian besar alasan mereka keluar karena belum siap menjalani kedisiplinan ketat dan aktivitas rutin di lingkungan sekolah asrama.
Program Sekolah Rakyat sendiri merupakan salah satu prioritas pemerintahan Prabowo–Gibran yang menargetkan akses pendidikan merata hingga ke lapisan masyarakat miskin ekstrem. Pemerintah memastikan setiap kursi kosong akibat siswa mundur akan segera digantikan agar tidak ada kesempatan belajar yang terbuang. (ant)